Ihsan Rizkan*
Pernahkan anda memikirkan tempat anda melakukan kegiatan sehari-hari, mulai tidur sampai tidur kembali. Ya itulah bumi yang banyak memberi dampak positif maupun negatif. Faktanya bahwa kita hidup diatas lapisan kulit bumi yang cukup tipis bagaikan kulit telor dengan material cair yang pijar dibawahnya.
Ya, kita hidup diatas neraka yang terpisah selembar kulit bumi yang tipis, yang tak kalah menakjubkan ternyata gunung-gunung yang diam itu bergerak saling mendekat, saling menjauh dan saling bersimpangan dengan kecepatan antara 3 hingga 10 cm tiap tahunnya! Memang tak terasa, karena selama 50 tahun paling cepat gunung itu baru tergeser 50×10 cm= 5m. Namun, yang menggiriskan bila tenaga yang terkumpul pada batuan dibawah kaki kita tak mampu diredam oleh sifat batuan yang kompak dan rigid, maka sesuai dengan hukum elastisitas, lapisan batuan akan patah dan terdeformasi (berubah bentuk=hancur), yang akibat langsung dari hancurnya batuan tersebut adalah, akan dilepaskannya enerji kinetik yang mewujud sebagai getaran didalam bumi. Itulah gempa tektonik yang pada tanggal 26 Desember 2004 telah menewaskan lebih dari 300.000 manusia di lebih dari 5 negara! Ya, gempa itu ada dibawah muka laut yang memicu timbulnya gelombang masif yang tingginya sampai 30m, tsunami!
Wilayah Indonesia merupakan daerah pertemuan atau tumbukan tiga lempeng tektonik yaitu Eurasia, Hindia-Australia dan Pasifik. Benturan tersebut sudah terjadi sejak jutaan tahun yang lalu, yang mengakibatkan adanya pergerakan pulau dan struktur batuan yang beragam. Berbagai jenis dan umur batuan yang bervariasi membuat wilayah Indonesia kaya dengan sumber daya mineral baik logam, non logam dan energi. Jenis mineral logam seperti emas, tembaga, perak, besi, kromit, timah dan Jenis mineral non logam seperti belerang, batugamping, gambut, dan sebagainya.
Jenis energi yang banyak tersedia di wilayah Indonesia diantaranya minyak, gas, batubara dan panas bumi. Selain potensi sumberdaya yang cukup banyak tersedia, wilayah Indonesia juga merupakan zona-zona sesar, patahan dan deretan gunung api aktif yang memanjang dari ujung Sumatera sampai ke Maluku.
Hampir semua kebutuhan kita sehari-hari diperoleh dari bumi mulai dari perhiasan, perlengkapan rumah tangga, alat transportasi hingga ke bahan energinya, seperti minyak dan gas bumi serta batubara. Dan hampir setiap bentuk kegiatan manusia akan berhubungan dengan bumi, baik itu berupa pembangunan teknik sipil seperti bendungan, jembatan, gedung-gedung bertingkat yang dibangunĀ diatas permukaan bumi, maupun untuk memenuhi kebutuhannya seperti bahan-bahan tambang maupun energi seperti migas dan batubara, yang harus digali dan diambil dari dalam bumi. Kaitannya yang sangat erat dengan bidang-bidang kerekayasaan tersebut seperti Teknik Sipil, Pertambangan, Pengembangan Wilayah dan Tata Kota serta Lingkungan, menyebabkan ilmu ini semakin banyak dipelajari, tidak saja oleh mereka yang akan memperdalam bidang geologi sebagai profesinya, tetapi juga bagi lainnya yang bidang profesinyaĀ mempunyai kaitan yang erat dengan bumi.
Teknologi, suatu pengetahuan yang menitikberatkan pada manfaat yang diperoleh sebagai tujuan, mengembangkan geologi sebagai ilmu praktis untuk eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya mineral dan energi, sehingga berkembang di bidang industri pencarian bahan-bahan baku logam dan non logam (pertambangan), seperti: pencarian logam: emas, perak, tembaga, aluminium, seng, besi, titanium, timbal, wolfram dll; dan bahan industri non logam seperti; batu gamping, dolomite, gypsum,aspal, barit, batu apung, belerang, bentonit, feldspar, fosfat, jodium,kaolin, kalsit, kwarsa, kromit, perlit, talk, asbes, zeolit, zircon, intan, korundum, dan batu mulia. Dibidang energi, geologi sangat membantu dalam mencari sumber uranium, lokasi PLTA, lokasi panas bumi, gas alam dan minyak bumi.
Untuk menunjang pembangunan infra struktur, geologi terapan sangat dibutuhkan, seperti: penentuan pondasi gedung dan jembatan, pembuatan terowongan, penentuan trase kabel energi, penentuan trase jalan, penanggulangan tanah longsor, mengatasi kebocoran waduk, penggalian dan penimbunan tanah dan batuan dalam skala besar, penyediaan material konstruksi, pencarian material untuk gedung dan rumah (pasir, tanah, batu ornamen). Dibidang penanggulangan bencana alam seperti: tanah longsor, kekeringan, mud volcanoe, tsunami, gempa bumi, abrasi pantai dan pengendapan yang cepat, geologi juga sangat membantu dalam memahami karakteristik bencana tersebut, sehingga proses mitigasi lebih tepat sasaran. Geowisata, Pengembangan wilayah, perencanaan (planologi), militer dan kesehatan geologi juga sedikit banyak menyumbangkan peran bantuannya.
Sebagai bangsa Indonesia apakah anda rela bahwa semua pengerjaan atau segala potensi kekayaan alam Indonesia dimanfaatkan dan dinikmati oleh bangsa asing. Tentu saja tidak, tapi yang menjadi pertanyaannya bagaimana kita dapat menggunakan kekayaan itu untuk bangsa kita sendiri kalau kita sendiri tidak mau tau tentang potensi kekayaan alam Indonesia? Bayangkan bangsa asing yang datang hanya mengambil keuntungan saja, bagaimana tidak kekayaan alam yang mereka ambil ditinggal begitu saja tanpa adanya rehabilitasi lahan. Selain itu warga sekitar juga sangat jarang mendapatkan berkah dari kegiatan atau pemamfaatan kekayaan alam di daerah mereka.
Aceh merupakan provinsi paling barat pulau sumatera dengan luas daerah 58.708 km2 merupakan daerah awal mula masuknya agama Islam di Indonesia. Di provinsi ini pula pasukan Belanda, selama 69 tahun merasakan betapa kerasnya perjuangan rakyat menentang imperialisme dan kolonialisme.
Daerah yang dikenal dengan āSerambi Mekahā itu juga pernah menderita akibat pemberontakan GAM yang dikenal dengan Gerakan Aceh Merdeka yang menuntut kemerdekaan karena merasa mengalami ketidakadilan oleh negara Indonesia. Pada akhir tahun 2004, tepatnya tanggal 26 Desember 2004 terjadi gempa dan tsunami yang memporak-porandakan Aceh. Dengan adanya peristiwa ini akhirnya GAM mau berdamai dengan Indonesia dengan Mou Helsinski, Finlandia. Gempa sebelumnya sudah biasa terjadi dan disikapi dengan biasa-biasa saja oleh masyarakat, tapi setelah adanya gempa dan tsunami aceh 2004 maka mau tidak mau akhirnya mengharuskan untuk mempelajari terjadinya dan dampak yang dihasilkannya. Sebenarnya hal tersebut memungkinkan terjadi kapan saja dan dimana saja karena letak Indonesia itu sendiri. Selain merugikan, peristiwa tersebut akan membuat suatu potensi kekayaan alam tersingkap atau muncul ke atas permukaan bumi sehingga dapat di manfaatkan.
Geologi, kenapa tidak. Ya kita masih mempunyai banyak potensi kekayaan alam untuk di eksplorasi dan di eksploitasi. Peluang kerja geologi juga masih besar karena kurangnya ahli geologi saat ini serta banyaknya tenaga ahli geologi yang diperlukan, selain itu gaji seorang ahli geologi juga sangat tinggi. Ahli geologi langsung terserap pada perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, atau bahkan negara lain. Jadi, jangan biarkan kekayaan alam negara kita di kuasai oleh bangsa asing yang jelas sangat merugikan bangsa kita. āJadilah raja dirumah sendiri, jangan menjadi pembantuā.
*Mahasiswa Teknik Geologi Universitas Diponegoro