Oleh Khairul RijalÂ
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting perannya dalam membentuk sebuah peradaban, bisa memberikan rangsangan positif terhadap bangsa, bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk generasi muda mencetak para kader umat yang bermoral, cerdas, berkarakter, berkepribadian dan bermental. untuk itu dibutuhkan suatu sistem pembelajaran yang nyaman, menyenangkan, dan memberikan efek kepada peserta didik untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Dalam pribahasa arab mengatakan yang artinya â tuntutlah ilmu dari buayan hingga liang lahatâ. Dari ungkapan ini kita dapat menyimpulkan bahwa pendidikan bukan hanya prioritas semata bahkan sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hidup kita.
Jika kita perhatikan cermin pendidikan di bangsa kita saat ini sangatlah jauh dari cita-cita bangsa, sepak terjang pendidikan yang diharapkan mampu memberantas kebodohan malah terbentur dengan berbagai polemik yang terjadi dalam pendidikan sendiri, pendidikan yang mahal, ketidak tegasan guru dalam bertindak dan kualitas peserta didik yang semakin menurun merupakan aktor utama dalam hal ini. dampak pendidikan yang banyak permasalah ini akan semakin meperburuk pendidikan bangsa, masalah yang dihadapi bangsa kita saat ini khususnya dibidang pendidikan adalah, hilangnya nilai-nilai yang telah ditanamkan dan seakan lupa terhadap apa yang telah dipelajari dan ini menjadi budaya, contohnya pendidikan moral, seperti yang kita ketahui maraknya pecandu narkoba obat-obatan justru di dominasi oleh para murid dari tingkat menegah ke atas, tauran antar pelajar saat ini justru semakin bertambah dan menjadi budaya turun temurun yang tak bisa dihilangkan, ini juga dilakukan oleh mereka para pelajar, semua ini terjadi karena hilangnya nilai-nilai moral yang justru menjatuhkan moral bangsa kita dimata dunia.
Yang pintar semakin pintar dan yang bodoh semakin bodoh, mahalnya pendidikan yang berkualitas dan bermutu hanya bisa dirasakan oleh mereka yang memiliki kemampuan dari segi financial, sedangkan bagi mereka yang tidak mampu hanya sebuah mimpi untuk merasakan pendidikan yang bekualitas karena terbentur biaya yang mahal, Mahalnya biaya pendidikan akan memberikan efek adanya jurang pemisah antara yang kaya dan miskin dalam mendapatkan pendidikan yang pada akhirnya akan melahirkan ketidakadilan khususnya bagi rakyat miskin, padalah secara akademis mereka mampu bersaing, tapi faktor keuanganlah yang menutupi kemampuan mereka untuk tampil dan berkarya. Banyak bangunan sekolah yang tidak layak pakai untuk dijadikan tempat proses blajar mengajar hal ini menunjukan ketidakseriusan pihak pemerintah dalam menuntaskan masalah pendidikan secara umum, seperti yang kita ketahui alokasi dana dari APBN sebesar 20% pun belum bisa memberikan perubahan yang signinifikan.
Sebagaimana diberitakan Kompas (3/3/2011) halaman 12 pada kolom âPendidikan dan Kebudayaanâ, berdasarkan data dalam Education for All (EFA) Global Monitroring Report 2011 yang dikeluarkan UNESCO dan diluncurkan di New York pada Senin, 1/3/2011, indeks pembangunan pendidikan Indonesia berada pada urutan 69 dari 127 negara yang disurvei (mudjiarahardjo.com). dari data yang ada, menunjukan bahwa pendidikan di indonesia masih jauh dari apa yang harapkan, ini terjadi dikarenakan kurangnya gagasan yang cemerlang untuk membangkitakan citra bangsa dalam bidang pendidikan.
Kebutuhan akan pendidikan merupakan hal yang tidak bisa dipungkiri, bahkan ini semua adalah hak warga negara. Berkenaan dengan ini, di dalam UUâ 45 Pasal 31 ayat (1) secara tegas disebutkan bahwa: âTiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan \ pengajaranâ. artinya setiap warga di Indonesia berhak mendapatkan haknya untuk belajar dan merasakan pendidikan, tapi hal ini jauh dari realita yang terjadi saat ini, dimana hanya sebagian rakyat Indonesia saja yang merasakan pendidikan karena paktor mahalnya pendidikan dan ini menjadi tembok pemisah antara sikaya dan si miskin, bagaimana bangsa kita mampu bersaing jika sistem yang sudah ada masih melenceng dari praktek yang terjadi dilapangan. Pendidikan disiplin dan mental juga berperan besar dalam membentuk pola pikir yang jernih dan ini perlu ditekankan karena perlahan-lahan mulai hilang seiring banyak permasalah yang disebabkan hilangnya nilai nilai disiplin dan mental.
Menurut penulis ada beberapa poin yang harus diperhatikan pemerintah demi tercapainya cita-cita bangsa dalam di dunia pendidikan. Pertama penekanan dalam pendidikan moral, mental, dan disiplin agar nilai tersebut dapat membersihkan permalahan bangsa secara umum. Yang kedua setiap warga berhak mendapatkan pedidikan bukan bagi mereka yang mampu saja bahkan yang kurang mampu juga harus ikut merasakan, karena ini semua diharapkan bisa memberantas kebodohan yang ada dinegeri kita, seperti yang kita ketahui masih banyak warga Indonesia yang tidak bisa membaca. Yang ketiga membangun kembali sekolah yang tidak layak pakai dan ini tidak berlaku di daerah yang berkembang saja, daerah pelosokpun harus mendapatkan haknya, yang keempat peningkatan kwalitas guru yang perlu diperhatikan karena berpengaruh pada professionalnya dalam memberi keputusan, seperti yang kitaketahui masih banyak para pendidik yang pilih kasih dalam member nilai.
Dari kesimpulan ini pemerintah diharapkan mengambil langkah yang cemerlang agar bisa menigkatkan prestasi bangsa dan dapat menaikan ranking pendidikan bangsa kita menjadi lebih baik, bahkan tidak menutup kemungkinan bangsa kita bisa menjadi bangsa yang mempunyai sistem pendidikan nomor satu didunia jika kita bisa merubah pola pikir dan menanamkan nilai-nilai pendidikan dalam kehidupan bernegara.
*Mahasiswa asal Gayo di Universitas Muhammadiyah Jakarta Â