Dikatakannya, dari hasil analisa karbon pada lokasi penggalian dan abu-abu bekas pembakaran serta lapisan-lapisan yang digali, ditemukan beberapa masa yang berbeda kehidupan manusia di dataran tinggi Gayo. Hunian babakan (periode) masa neolitik yang telah berlangsung di Loyang Mendale berkisar antara 3.580 tahun lalu yang lalu hingga 1.740 tahun yang lalu atau sekitar tahun 270 masihe. Analisa karbon yang telah berlangsung di Loyang Mendale atas bantuan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, untuk itu Balai Arkeologi Medan sebagai Unit Pelaksana Teknis yang diantaranya memiliki tugas pokok penelitian arkeologi di wilayah kerjanya. Pengamatan atas morfologi dan teknologi artefak batu yang ditemukan di Gua Putri Pukes dan Loyang Mendale menunjukkan adanya indikasi dua babakan masa yang berbeda yang telah berlangsung di kedua lokasi itu.
Menurut Ketut, babakan masa yang tertua yang ditunjukkan dari sebuah alat batu berupa kapak genggam dengan morfologi dan teknologi dari masa mesolitikum. Hal tersebut juga diperkuat dengan temuan serut samping pada kedalaman 70 sentimeter juga ditemukan di situs-situs yang sezaman dengan periodisasi mesolitikum. Kalau diperhatikan, lanjut Ketut, kotak gali tersebut nampak adanya babakan masa yang berbeda, dimana sebelum kedalaman 70 sentimeter nampak adanya temuan gerabah yang merupakan ciri khasdari budaya neolitik, setelah kedalaman 70 sentimeter memasuki periode mesolitik dengan adanya alat serpihan berbahan cangkang kerang dan serut samping.
Ia mengatakan, keberadaan kapak genggam pada singkapan tanah sisa pengerukan tebing ceruk di situs Loyang Mendale dengan teknologi dan morfologi yang sama dengan kapak genggam di Loyang Putri Pukes semakin meyakinkan bahwa proses hunian yang telah berlangsung di kawasan ini sudah ada sejak periode mesolitik pada masa 3.580 tahun yang lalu dan sudah absolut (pasti) Meskipun begitu, kata Ketut, untuk memastikan kerangka manusia purba itu adalah nenek moyang suku Gayo diperlukan penelitian uji DNA (Deoxyribonucleic Acid), guna memastikan garis keturunan orang Gayo dengan manusia purba itu. “Tahun depan akan datang tim peneliti yang menguji DNA kerangka manusia purba di Loyang Mendale itu, diharapkan hasilnya akan bermanfaat untuk mengatahui asal-usul suku Gayo,” ujar Ketut Wiradnyana.(min)