Takengon | Lintas Gayo – Fakta terbaru terkait kasus pembunuhan yang terjadi di Lorong Asam Gelime Manis, Kampung Nunang, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, Jumat (28/10) lalu dengan korban 3 nyawa satu keluarga diungkap jajaran kepolisian Polres Aceh Tengah.
Berdasarkan hasil pengembangan penyelidikan polisi, pelakunya ternyata satu orang. Yakni Srd, sang adik angkat korban Iskandar. Dan latar belakang terjadinya aksi sadis yang menggemparkan kota dingin tersebut pun mulai terkuak. Dugaan sebelumnya bermotif persoalan jual beli senjata api ataupun perampokan ternyata terbantahkan setelah dilakukan pengembangan penyelidikan.
Motif kejadian tersebut dinyatakan Kapolres Aceh Tengah, AKBP Edwin Rahmat Adikusumo, Kamis (3/11) gara-gara curhat (mengadu) oleh tersangka berinisial Srd ditanggapi sinis oleh Iskandar sehingga tersangka sakit hati dan berakhir kepada aksi pembantaian dengan korban 3 nyawa.
“Keterangan tersangka yang kemarin itu tidak benar. Memang awalnya dia (tersangka-red) mengaku gara-gara menjual senjata kepada korban. Tapi hari ini, tersangka Srd baru mengakui yang sebenarnya dibalik aksi pembantaian Iskandar dan keluarganya itu hanya gara-gara sakit hati,” kata Kapolres Aceh Tengah, AKBP Edwin Rachmat Adikusumo yang didampingi Wakapolres Kompol Nono Suryanto dalam jumpa pers di ruang kerjanya, Kamis (3/11) sekitar pukul 15.30 WIB.
Dijelaskan Kapolres, sejak awal ditetapkannya menjadi tersangka, Srd memberikan keterangan yang berbelit-belit kepada polisi. Bahkan tersangka sempat mengaku membunuh Iskandar serta istrinya Lasiem dan putrinya Ayun Sundari karena persoalan jual beli senjata.
Bukan itu saja, lanjut Kapolres, tersangka Srd awalnya mengaku membantai keluarga tukang las itu dibantu oleh dua orang rekannya. Tetapi keterangan tersebut merupakan pengakuan palsu tersangka Srd. “Polisi pun sempat dibuat kebingungan oleh tersangka,” timpalnya.
Dipaparkan Kapolres, tersangka Srd akhirnya mengakui latar belakang dibalik aksi pembunuhan satu keluarga yang konon merupakan abang angkatnya itu dipicu hanya gara-gara persoalan sepele. Curhat tersangka Srd ditanggapi korban pembunuhan dengan nada sinis sehingga berujung kepada aksi pembantaian satu keluarga.
“Ternyata, pengakuan tersangka sebelumnya hanya karangan tersangka Srd untuk mengelabui aparat kepolisian. Dan untuk sementara kami simpulkan, tersangka pembantaian ini pelakunya tunggal dan tidak ada orang lain seperti yang dijelaskan sebelumnya,” papar Kapolres Aceh Tengah ini.
Dia menegaskan kembali bahwa penyebab aksi pembantaian itu, bukan karena soal jual beli senjata ataupun perampokan. Kasus pembunuhan ini murni kriminal dan tidak ada kaitannya dengan persoalan lain seperti yang berkembang paska kejadian. (Windjanur)