Takengon | Lintas Gayo – Abu Bakar Aman Dimot, seorang pejuang dari Tanoh Gayo (Tanah Gayo-red) juga pernah diusulkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tengah ke Kementrian Sosial Republik Indonesia sebagai Pahlawan Nasional namun tidak tertera dalam surat keputusan Presiden seperti diberitakan republika.co.id, Selasa (8/11/2011).
Dalam berita tersebut ada 7 nama tokoh yang ditetapkan sebagai pahlawan Nasionl berdasarkan Keputusan Presiden No. 113 TK 2011, dengan nama-nama pahlawan sebagai berikut :
1. Alm Syafruddin Prawiranegara
2. KH. Idham Chalid (Kalsel)
3. Alm. Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka) (Sumbar)
4. Alm. Ki Sarmidi Mangunsakoro (Yogyakarta)
5. Alm. I Gusti Ketut Pudja (Bali)
6. Alm. Sri Susuhunan Paku Buwono X (Jateng)
7. Alm. Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyoni (Yogyakarta)
Tidak terteranya Aman Dimot sebagai salah satu Pahlawan Nasional tersebut menurut Muslim, Kasubag Perencanaan Dinas Sosial Kabupaten Aceh Tengah kepada Lintas Gayo, Selasa (8/11/2011) menyatakan karena masih kurangnya data pendukung.
Dia mengakui beberapa waktu lalu telah diterbitkan buku biografi dan sejarah perjuangan Aman Dimot oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah sebagai salah satu syarat Aman Dimot sebagai calon pahlawan Nasional.
Buku tersebut berjudul Perang Pedang Berdarah Kisah Perjuangan Abu Bakar Aman Dimot yang ditulis oleh tim yang dibentuk Pemkab Aceh Tengah dengan ketua penelitian Prof. Dr. M. Dien Majid, Guru besar sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Meskipun buku biografi tersebut telah terbit namun Aman Dimot belum diangkat menjadi Pahlawan Nasional. Bahkan sebelumnya, untuk usulan Aman Dimot menjadi pahlawan nasional juga telah dilaksanakan seminar di Banda Aceh dan Takengen
“Ternyata isi buku tersebut masih dinilai kurang data dan perlu penelitian tambahan dan tambahan dana untuk melengkapinya,” kata Muslim.
Sementara itu, Prof. Dr. M. Dien Majid yang dihubungi membenarkan Aman Dimot belum masuk sebagai Pahlawan Nasional tahun 2011 ini terkait data yang masih kurang. “Memang ada kekurangan data biografi Aman Dimot menurut kementrian Sosial. Seperti kisah perjuangan Aman Dimot saat berjihad di daerah Bireun dalam membantu perjuangan rakyat Aceh melawan penjajah,” ungkap M Dien Majid.
Untuk itu, perlu dikisahkan perang-perang apa saja yang diikuti dan peran Aman Dimot dalam setiap perjuangan, imbuhnya.
Dibeberkan Profesor asal kampung Lelabu Dusun Wih Jernih Kecamatan Bebesen ini, perlu cerita yang konfrehensif tentang Aman Dimot.sehinnga perlu dilakukan penelitian ulang dengan tenggang waktu yang relatif, bisa 3 bulan atau lebih yang nantinya akan digunakan untuk penyempurnaan buku yang telah terbit dan kembali diserahkan ke Mensos.
“Tidak adanya nama Aman Dimot bukan dikatakan gagal namun masih bisa melengkapi bahan dan dibicarakan ulang,” pungkas M Dien Majid. (Wen Rahman, Kha A Zaghlul/03)