Sekitar tahun 1970/80-an urang gayo banyak menunjukkan prestasi yang membanggakan, jika 100 orang ikut ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru perguran tinggi negeri di kampus yang ada di provinsi, 50 diantaranya berpeluang lulus.
Begitulah ujar bakal calon bupati Aceh Tengah, Ir. Abulia Ibrahim, M.S.i saat ditemui wartawan lintas gayo dikediamannya pada Senin (7/10) di Jalan Tgk. Adee 6, Ulee Kareng Banda Aceh. Ia menyampaikan hal tersebut karena melihat perkembangan mahasiswa gayo yang menurun setiap tahunnya pada setiap mengikuti Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN).
Hal lain yang perlu diambil contoh menurut Abulyi adalah besarnya peluang urang gayo untuk mengambil keputusan di level provinsi (pada saat itu Tingkat I) maupun di pusat, “grafik menunjukkan tidak banyak lagi pertimbangan orang gayo untuk melanjutkan perjuangan pembangunan di pada level provinsi dan pusat saat ini, jika dibandingkan hampir dua dekade dulu”, terangnya. Bahkan tahun 1990-an bahkan nyaris tidak adalagi pengambil keputusan pada level tersebut, tahun 2000-an muncul beberapa, kemudian saat ini redup lagi”, halnya.
Menurutnya problema tersebut merupakan hal yang perlu di antisipasi kedepan untuk meningkatkan Sumber daya manusia di wilayah gayo, terutama Aceh Tengah. “pemimpin kedepan harus sudah memikirkan hal ini, mengingat perlunya membangun Aceh Tengah dengan mempersiapkan SDM ditengah melimpahnya SDA”,ujar Abulia.
Bagi bapak tiga anak ini, kaum intelektual mestilah dapat mendorong pemerintah daerah, karena dapat membantu pembangunan berjangka di Aceh Tengah, “mahasiswa dan pemuda serta kaum intelektual mestinya bisa memberikan rekomendasi kepemerintah daerah mengenai hal itu, karena eksistensi mereka patut diperhitungkan sebagai putra daerah”, singgungnya.
Masih mengenai pendidikan, Abulia memperkirakan jika tidak ada support dari pemerintah untuk menyelamatkan kaum intelektual seperti kembali pada masa jayanya dulu, maka dikhawatirkan 20 tahun kedepan semakin sedikit mahasiswa yang jebol di UMPTN dan semakin berkurang putra daerah yang berprestasi.
Abulia Ibrahim sendiri saat ini mencalonkan diri menjadi bakal calon peserta pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) di Aceh Tengah berpasangan dengan Syafaruddin S.Pd.
Mengenai dinamika politik pra pemilukada ia menyampaikan pesan untuk tidak dilakukannya money politik bagi para kandidat, serta mengharap masyarakat tidak “menggadaikan” haknya untuk memilih, “masyarakat harus memilih yang tepat, tidak harus saya, tetapi jangan gadaikan suara hanya dengan sedikit uang”, begitulah ujar Abulia yang lahir pada 5 Juni 1956 ini sembari menyimpulkan “money politik hasilnya tidak bagus, pemilukada bukan sistem dagang”.
Perihal Money Politik ia juga menjelaskan bahwa seberapa besarpun gaji seorang Bupati tidak akan mampu mengembalikan anggaran yang sudah “dibuang” saat berkampanye, “jika dana 10 M habis untuk kampanye, jika sudah duduk sanggupkah ia mengembalikannya dari gaji saja?”, tegas abulia..
Tidak sampai disitu saja, ia berharap masyarakat bukan hanya tergiur pada kepintaran seorang calon bupati/wakil, karena pinter tanpa moral sama dengan pepesan kosong, “selain pintar pemimpin harus bermoral, demikian juga sebaliknya, agar masyarakat mendapatkan hasil yang memuaskan”, ujarnya.
Ditanya mengenai pembangunan, Abulia mengaku sudah berkontribusi untuk Aceh Tengah, diantaranya pernah menjabat Pimpinan Bagian Proyek (Pimbagpro) pembangunan jalan Isaq-Jagung Jeget-Gelelungi-Pondok Baru Semarkilang.
Semua pembangunan proyek yang dibangunnya berhasil dan tidak mendapat hambatan berarti, termasuk jalan dua jalur yang saat ini dinikmati pemakaiannya oleh masyarakat sekitar takengen. “mungkin tak perlu dijelaskan sesuatu yang memang menjadi kewajiban saya saat di dinas Pembangunan Umum (PU) dulu, selain memang tugas saya, minimal saya tidak mengekspos lebih jauh apa yang sudah saya kerjakan”, ingatnya.
Abulya adalah seorang mantan mahasiswa alias alumnus Tekhnik sipil Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan selesai Pasca sarjana Magister Sains di kampus yang sama.
Ia berpendapat disiplin ilmu tekhnis harus sesuai dengan kontruksi dan aturan, “ibarat membuat rumah, harus kokoh, dengan mengikuti perkembangan”, jelasnya.
Abulia yang miliki disiplin ilmu tekhnis berprinsip untuk konsisten melakukan perubahan, “terpatri di jiwa ini, berpeganglah untuk satu perbuatan”, tegasnya lagi.
Ia melanjutkan, beberapa ciri diantara sekian jenis pemimpin yang patut di dedikasikan adalah pemimpin yang jujur bukan hanya didepan orang banyak, tetapi jujur untuk diri sendiri, “beberapa gaya kepemimpinan, diktator dan demokratis, intinya setiap orang mesti jujur dari diri sendiri, bukan jujur pada orang banyak”, gumamnya.
Pria yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) bersama pasangan bakal calon wakil buparinya mempunyai Visi “mewujudkan kesejahteraan masyarakat Aceh Tengah melalui perencanaan dan pengelolaan potensi daerah”.
Menurutnya alasan visi tersebut cukup logis, karena tanpa perencanaan yang baik, maka pembangunan akan berjalan lamban dan tak tertata, sebaliknya jika pembangunan prioritas direncanakan lima tahun, sepuluh tahun kedepan maka akan sangat memberikan dampak yang berarti bagi Aceh Tengah, “kita membayangkan jika pembangunan dapat terkelola dengan baik, untuk masuk dalam rencana jangka menengah, jangka pendek dan jangka panjang makar pembangunan pasti terarah”, sambungnya.
Dibeberapa wilayah Di Aceh Tengah Jelas Abulia, sangat membutuhkan pembangunan infrastruktur terutama akses jalan raya, hal tersebut dapat diarahkan agar perekonomian masyarakat dapat terbenahi dan sangat terbantu, “di beberapa daerah, misalnya Linge, Jamat dan Delung sangat membutuhkan akses jalan yang nyata, dan itu perlu menjadi perhatian bersama”, katanya.
“mengapa tidak, penduduk disana tidak tertata perekonomiannya, hal tersebut perlu disikapi dengan sigap”, katanya lagi. Masih menurut abulya, pembangunan harus merata dengan menggunakan falsafah semua dipandang sama, desa dan kota .
Disamping Abulia bicara tentang wilayah Linge, pendapat yang sama juga ia kemukakan untuk beberapa kampung penghasil palawija yang belum juga mendapat sentuhan pembangunan jalan, “coba kalau ada sentral pasar misalnya di Angkup atau Jagong, kan tidak perlu lagi jauh-jauh mengangkut pasokan sayur mayur ke kota Takengen?, Selain kurang beban biaya minyak, lebih membantu perekonomian masyarakat setempat”, komentarnya.
“pada intinya bagaimana perbaikan kesejahteraan masyarakat berimbang dengan pembangunan, jika tidak kita yang memulai, siapa lagi? Harus kita yang memperbaiki, jangan biarkan pihak lain mengambil keuntungan”, tegasnya kembali.
Mengenai pendidikan, lagi-lagi Abulia menyatakan kembagaannya pada generasi 1970/ 80-an. mengapa tidak, pada masa itu ia dan teman-temannya menguasai kampus-kampus di Banda Aceh perihal Ilmu Matematika, “kebanggaan luar biasa bukan? Jika pada saat itu urang gayo menjadi mahasiswa hampir beberapa kampus di Banda Aceh, dan bahkan beberapa diantaranya masuk dijajaran pemerintahan provinsi”, jelasnya sembari menyambung, “setelah ini tidak banyak yang bisa dibanggakan dengan SDM yang ada”.
Laki-laki yang menghabiskan masa sekolahnya di Aceh Tengah yaitu di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) I Takengon ini pernah menjabat kepala dinas PU Aceh Tengah sejak 1 Agustus 2007 hingga Februari 2009. Kemudian mengundurkan diri karena satu dan lain hal hingga akhirnya ia menjabat beberapa jabatan di pemerintahan Aceh. selain itu pengalaman Pegawai berpangkat IV/b ini cukup banyak apalagi pada bidang pimpinan proyek
Ia menyampaikan, awalnya dirinya bersama Syafaruddin tidak berniat untuk menjadi calon Bupati, namun terus saja didesak oleh banyak pihak. Hingga akhirnya mencoba menguatkan niat untuk bersaing dengan kandidat lain yang siap bertarung di pemilukada mendatang, “cukup lama saya memutuskan untuk menjadi peserta pemilukada, karena Bupati bukanlah jabatan main-main, tapi bagaimana kita dapat menjalankan amanah sesuai dengan keinginan masyarakat”, tuturnya. (Iwan SP)
Curriculum Vitae
1. Nama : Ir.Abulia Ibrahim, M. Si
2. TTL : Takengon, 5 Juni 1956
3. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
4. Alamat : Jl. Tgk. Adee 6 No.2 Desa Doy, Ulee kareng Banda Aceh
5. Telepon : (0651) 32913
6. Pangkat Golongan : Pembina Tk. I/IV b
No. | Pendidikan Terakhir | Tempat | Tahun Lulus | Keterangan |
1. | MIN | Takengon | 1969 | |
2. | SMP Muhammadiyah | Takengon | 1972 | |
3. | Tekhnik Sipil Unsyiah | Banda Aceh | 1984 | S1 |
4. | Magister Sains Unsyiah | Banda Aceh | 2004 | S2 |
7. Riwayat Pendidikan Informal/Khursus
No. | Pendidikan Informal/Diklat | Tempat | Tahun | Keterangan |
1. | Kursus PIMBAGPRO | Bandung | 1988 | |
2. | Kursus PIP | Bandung | 1992 | |
3. | ADUM | Medan | 1997 | S1 |
4. | SPAMA | Medan | 1999 | S2 |
5. | Pelatihan Pemeliharaan Rutin Jalan Nasional dan Provinsi Modul I | Diklat | 1999 |
8. Riwayat Pekerjaan/Jabatan
No. | Jabatan | Tahun |
1. | Pegawai Harian | 1985 |
2. | Calon Pegawai Negeri Sipil (III/a) | 1988 |
3. | Pegawai Negeri Sipil (III/a) | 1988 |
4. | Kenaikan pangkaT (III/b) | 1992 |
5. | PIMBAGPRO Pembangunan Jalan Beureunenun-Tangse-Geumpang | 1990-1994 |
6. | PIMBAGPRO Pembangunan Jaln Isaq-Jagong Jeget-Gelelungi-Pondok Baru semerkilang | 1994-1996 |
7. | PIMBAGPRO Pembangunan Jalan Peurelak-Lokop-Pindeng-Blang Kejeren | 1996-1999 |
8. | Kenaikan Pangkat (III/c) | 1996 |
9. | PIMBAGPRO Rehab/Pemeliharaan Jalan Dan Jembatan Cab. VII Aceh Selatan | 1999-2000 |
10. | Kenaikan Pangkat (III/d) | 2000 |
11. | PIMPRO Rehab/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan D.I Aceh | 2000-2002 |
12. | PIMPRO Poyek Pembangunan Jalan Dan Jembatan Prov. NAD | 2002-2004 |
13. | Kenaikan Pangkat (IV/a) | 2004 |
14. | Ka. Subdin Pembangunan Jaln Dinas PRASWIL Prov. NAD | 2004-2006 |
15. | Ka. Subdin LITBANG dan Program Dinas Mobilitas Penduduk Prov. NAD (Nov 2006-Mei 2007) | 2007 |
16. | Kepala Dinas PU Kabupaten Aceh Tengah (1 Agustus 2007-Februari 2009) | 2007-2009 |
17. | Kenaikan Pangkat (IV/b) | 2008 |
18. | Staff sekretariat Dinas Bina Marga Dan Cipta Karya Aceh (1 Mei 2009) | |
19. | Kabid. Rehabilitasi dan Rekontruksi Badan Penanggulangan Bencana Aceh (22 Juli 2010) |
9. Keluarga
1. Istri : Hj. Sri Dani.S. Pd
10. Anak-Anak
1. Alfin Tona (Sedang menyelesaikan Co As di Fak.Kedoktoran Unsyiah)
2. Liada Putra (Sedang kuliah di Fakultas Ekonomi Unsyiah)
3. Hilda Ipani (Siswa Kelas III SMA 4 BNA)