Peran Pemuda Dalam Pembangunan Ekonomi, Pendidikan dan Politik

Oleh: Ir. H. Nasaruddin, MM *)

Pemuda merupakan pemegang tongkat estafet kepemimpinan dimasa depan, sekaligus sebagai generasi muda harapan bangsa. Mereka adalah anak bangsa yang memiliki potensi idealisme untuk mewujudkan Indonesia unggul yang menjadi cita-cita founding father kita 66 tahun yang lalu.

Sangat dirasakan semangat idealisme para pemuda termasuk kepeduliannya terhadap daerah ini masih sangat tinggi. Tercermin dari kritik dan berbagai keprihatinan yang diungkapkan atas kekurangan penyelenggaraan pembangunan yang sedang berlangsung. Yakinlah, kritik yang disampaikan karena adanya keinginan supaya gerak pembangunan mencapai sasaran sebagaimana yang direncanakan.

Sebagai komponen inti dari bangsa ini, pemuda adalah salah satu elemen masyarakat yang memiliki peran cukup strategis di sebuah negara, khususnya di Kabupaten Aceh Tengah. Dibawah naungan KNPI, komponen pemuda berjalan seiring dengan Pemerintah Daerah untuk menuju kepada sebuah titik, yaitu kesejahteraan.

Dalam posisi sebagai pemuda yang sedang beranjak dewasa, dipundaknya tergantung sejuta asa demi eksistensi sebuah bangsa. Pemuda sering digambarkan dengan ikon bunga bangsa yang sedang mekar. Bunga yang menjadi harapan bangsa.

Sudiyo (2003) dalam bukunya yang berjudul “Arus Perjuangan Pemuda” menyatakan bahwa ada kecenderungan para generasi muda untuk berpacu dalam dunia pendidikan yang menghasilkan hal-hal yang bersifat praktis dan efektif mendatangkan materi siap pakai, tanpa dilandasi rasa tanggung jawab untuk bela negara, yang sebenarnya mulai saat ini pula dapat dirasakan adanya tantangan yang sangat dahsyat untuk menghadapi berbagai kompetitif dalam era globalisasi.

Akankah asumsi tokoh itu menjadi kenyataan bagi para pemuda di Kabupaten Aceh Tengah? Dengan ketahanan budaya dan masih tingginya tertanam nilai-nilai agama dihati para pemuda Tanoh Gayo, sangat mungkin lahirnya para pemuda pejuang yang berjiwa membangun.

Membangun hendaknya jangan dibatasi pada hal-hal yang bersifat fisik seperti mendirikan gedung atau menyiapkan prasarana. Membangun adalah memberdayakan masyarakat dari semua segmen dan elemen. Kalau mereka tergolong miskin, bagaimana diupayakan adanya peluang usaha agar mereka dapat keluar dari situasi kemiskinan. Kalau mereka penganggur, bagaimana kita buka latihan keterampilan agar mereka bisa membuka usaha mandiri.

Pembangunan fisik sesungguhnya hanya sebuah instrumen untuk mempermudah pemberdayaan masyarakat. Sebuah alat yang dapat membantu kita untuk memberdayakan masyarakat. Sekarang, bagaimana kita secara bersama-sama memanfaatkan sarana dan prasarana tersebut untuk mengangkat harkat dan martabat rakyat Aceh Tengah.

Disadari atau tidak, bahwa disekitar kita masih terdapat 9.643 rumah tangga miskin (tahun 2007 lalu mencapai 16.966) yang membutuhkan ruang gerak ekonomi. Selama ini, mereka hidup apa adanya diantara gemerlap kehidupan orang-orang yang beruntung. Mereka tidak pernah mengungkapkan derita itu secara eksplisit, melainkan mencoba merasakan derita itu dengan ketabahan. Nampaknya, kitalah yang harus berbuat dan bergerak untuk menghalau kemiskinan dari sekitar mereka.

Obsesi itu yang menjadi visi Kabupaten Aceh Tengah yaitu: ”Terwujudnya kemakmuran terhalaunya kemiskinan menuju masyarakat Aceh Tengah Sejahtera 2012.” Visi ini adalah sebuah tantangan untuk kita, termasuk tantangan untuk para pemuda dan seluruh masyarakat yang ingin ambil bagian dalam mewujudkan visi tersebut.

Apa yang harus dilakukan? Kembali dulu kita kepada sebuah pameo yang keliru, bahwa seseorang dikatakan pengangguran jika dia tidak bekerja disektor formal (misalnya: PNS, TNI/POLRI, karyawan BUMN/BUMD, karyawan swasta). Padahal, yang bersangkutan memiliki usaha atau kebun yang lumayan luas dengan penghasilan yang lebih besar dari tenaga kerja disektor formal. Ketika didata, dia mengklaim dirinya sebagai penganggur bahkan ada pula yang berani menyatakan dirinya miskin.

Sebagaimana diketahui bahwa 80,18% penduduk Aceh Tengah bekerja disektor informal (petani kopi) dengan penghasilan yang relatif memadai. Dilahan yang mereka miliki, anak dan mantu menjadi tenaga kerja yang tidak memperoleh upah resmi, tetapi hasil kebun itu mampu membiayai ekonomi dan pendidikan keluarga. Belum lagi sejumlah buruh pemetik kopi yang memperoleh lapangan kerja dari pemilik kebun. Lebih banyak lagi tenaga kerja yang terserap jika para pemuda bisa menggali potensi hilir (off farm) dari komoditi kopi atau komoditi ternak dan hortikultura.

Disinilah sebenarnya peran nyata pemuda dalam pembangunan ekonomi, pendidikan dan politik yang pada akhirnya secara bersama-sama dapat kita halau kemiskinan. Apabila masyarakat sudah berada dalam posisi makmur dan sejahtera, dengan sendirinya pendidikan menjadi sebuah kebutuhan. Jika semua elemen masyarakat sudah menjadi orang-orang terpelajar, proses politik akan terlaksana sesuai dengan aturan mainnya.

Oleh karena itu, sudah sewajarnya para pemuda, masyarakat bersama Pemerintah Daerah mewujudkan misi kedua Kabupaten Aceh Tengah yaitu: Memantapkan perekonomian rakyat dibidang perkebunan, hortikultura dan kegiatan pertanian lainnya, serta mengurangi angka pengangguran melalui pembukaan lapangan kerja diberbagai bidang.

Caranya, dari 15 item action plan untuk mewujudkan misi tersebut, kira-kira action plan mana yang cocok dengan kemampuan dan keterampilan para pemuda, apakah membagi ilmu untuk para peternak di kawasan peternakan ketapang? Atau memanfaatkan lahan tidur yang ada disekitar kita dengan penanaman berbagai komoditi pertanian; boleh jadi untuk peningkatan nilai tambah hasil perkebunan dan tanaman pangan bersama dinas terkait memasarkan produk-produk petani; atau membantu petani merehabilitasi kebun terlantar? Banyak pilihan, Aceh Tengah ini merupakan salah satu negeri terlengkap di dunia.

Nah, bertepatan dengan peresmian gedung KNPI Kabupaten Aceh Tengah, tentu tantangan tadi menjadi sebuah kado istimewa untuk para pemuda harapan bangsa. Itu kado kongkrit yang dinantikan semua orang sebagai sebuah justifikasi atas eksistensi KNPI sebagai ormas kepemudaan.

Dan, terus terang, disamping perguruan tinggi sesungguhnya KNPI juga adalah agent of change, sehingga dari ”rahim” lembaga ini akan lahir pembaruan-pembaruan, inovasi dan kreasi yang berguna untuk ummat manusia. Al Quran Surat 13:11 Allah menjanjikan: …Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri……
—-

*) Bupati Aceh Tengah, makalah ini disampaikan pada acara Pelatihan Kepemimpinan Pemuda se-Kabupaten Aceh Tengah tanggal 28 Nopember 2011.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.