Beberapa Fakta Buruk yang Mengancam Kelestarian Danau Laut Tawar

Iwan Hasri, M. Si*

Endapan tanah dan sedimentasi di Danau Lut Tawar. (Foto : Munawardi)

BEBERAPA waktu ini pemangku kepentingan di Aceh Tengah dan provinsi Aceh mulai menyadari Danau Laut Tawar  mulai terganggu ekosistemnya. Indikatornya adalah banyaknya bermunculan organisasi dan forum yang bergerak dibidang penyelamatan DLT. Tapi taukah anda beberapa fakta buruk yang mengancam kelestarian DLT, berikut coba kami uraikan berdasarkan pengamatan kami dilapangan :

  1. Pada umumnya masyarakat yang tinggal disekitar Danau Laut Tawar membuang sampah ke inlet dan langsung ke Danau. Faktanya dibeberapa inlet sepeti Lot Kala, Toweren dan Bintang di muaranya menumpuk sampah. Apabila ini tidak dicegah maka akan terjadi pendangkalan yang cukup serius mengancam keberadaan DLT. Belum lagi sampah yang disebabkan oleh kegiatan disekitar DLT.
    Penurapan dibagian danau Lut Tawar. (Foto Munawardi)
  2. Pemangku kepentingan di DLT sangat gemar menimbun alias menurap ke perairan DLT. Faktanya beberapa daerah rekreasi dan pemukiman di One-one, darmaga dan beberapa lokasi menurap dan menimbun hingga beberapa meter ke perairan DLT. Apabila ini terus terjadi akan menyebabkan hilangnya zona litoral DLT dan berkurangnya luas DLT
  3. Pengurukan batu disekeliling DLT. Faktanya adalah adanya perusahaan sirtu yang mengeruk gunung sekitar DLT. Apabila ini terus terjadi akan menyebabkan berubahnya morfometri DLT,  saat musim hujan partikel ini akan terbawa ke DLT sehingga menyebabkan peningkatan TSS dan TDS yang pada akhirnya mengakibatkan laju sedimentasi yang pesat. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa perairan DLT sangat cepat berubah warnanya ketika kita beraktivitas di DLT akibat TSS dan TDS yang tinggi. Perlu kita ketahui apabila tingkat kecerahan tidak kita pertahankan maka ikan endemik kita Rasbora tawarensis akan sulit berkembang karena merupakan salah satu syarat tumbuhnya. Belum lagi imbasnya adalah sektor pariwisata akan menagalami gangguan akibat perairan Danau kita yang keruh tidak layak untuk berekreasi akibat baku mutu air tidak sesuai untuk kegiatan rekreasi.
  4. Penebangan dan pembakaran hutan. Faktanya penebangan hutan terus terjadi untuk lahan pertanian, belum lagi pembakaran hutan disekitar DLT setiap tahun terjadi. Perlu diketahui bahwa jika ini terus terjadi maka debit air DLT akan terus menurun. Lama kelamaan akan menjadi rawa dan mungkin akan menjadi paya ilang edisi kedua.
  5. Kepemilikan sumberdaya DLT secara pribadi. Faktanya beberapa orang yang telah memiliki areal pemancingan akan menganggap areal itu milik pribadi dan tidak boleh dimiliki. Fakta lainnya pantai sekeliling DLT dipagar untuk kepentingan pribadi padahal seharusnya milik umum. Apabila ini terus terjadi akan menyebabkan pengkavlingan wilayah perairan DLT.
  6. Ekploitasi ikan di DLT berlebihan dan tidak ramah lingkungan. Faktanya nelayan kita masih menangkap ikan menggunakan jaring 5/9 inchi. Belum lagi penggunaan listrik dan bahan beracun.  Beberapa alat tangkap tradisonal tidak ramah lingkungan karena merusak habitat ikan. perlu diketahui jika terjadi penurunan populasi ikan terutama ikan asli pemakan plankton akan menyebabkan status trofik perairan meningkat.
  7. Pembuangan sampah rumah tangga dan kotoran manusia yang langsung ke DLT. Faktanya masih banyak masyarakat kita yang tidak memiliki septitank. Masih banyaknya WC umum yang pembuangan langsung ke perairan umum.  Perlu diketahui bahwa laju peningkatan produktivitas perairan di DLT salah satunya dari deterjen dan sisa metabolisme manusia.  Perlu kita ketahui penyebaran penyakit melalui feses manusia sangat rentan. Tanggul yang dibangun pemerintah di bagian Timur kota Takengon ternyata malah membuat aksesibilitas dan pembangunan perumahan meningkat disekitar tanggul.
  8. Kurangnya koordinasi antara pemerintah masalah pengelolaan sumberdaya DLT. Faktanya beberapa instansi pemerintah baik provinsi dan Kabupaten  maupun instansi didalam Kabupaten seperti jalan sendiri-sendiri. Salah satu instansi mengeluarkan himbauan instansi lain malah melanggar, ya masyarakat tinggal ngikut. Jika ini terus terjadi akan muncul rasa tidak percaya terhadap kebijakan pemerintah.

Kebiasaan buruk biasanya akan menyebabkan malapetaka bagi kita. Sangat disayangkan bila menyebabkan penderitaan bagi saudara kita dan umat manusia.  Mari kita tingakatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan perairan kita dan selamatkan DLT yang kita cintai. Jangan mengaku peduli DLT jika kebiasaan diatas kita lakukan. Bersemangat untuk kelestarian DLT.

*Dosen Prodi Budidaya Perairan Fak. Pertanian Universitas Gajah Putih (ugp) Takengon Kabupaten Aceh Tengah

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.