Jakarta | Lintas Gayo – Indek baca Indonesia masih rendah dibanding negara lain, hanya 0,009. Artinya, seribu orang di Indonesia hanya membaca 9 buku dalam setahun. Sementara itu, Amerika Serikat punya indeks baca 45 buku dan Singapura 55. Demikian keterangan Rina Wahyuni, Staf Perpustakaan Nasional RI di Jakarta, Sabtu, (7/1/2012)
Rina—sapaan Rina Wahyuni—kemudian, menerangkan, ada empat komponen tanggung jawab dalam pembinaan minat baca, yaitu diri pribadi, orang tua atau keluarga, lingkungan sosial, dan pemerintah. “Tapi, membaca itu harus dimulai dari diri sendiri dan sejak kecil. Pada akhirnya, aktivitas tersebut akan jadi kebiasaan dan jadi kebutuhan. Juga, perlu dukungan dari keluarga dengan menyediakan sumber bacaan,” katanya.
Menurutnya, ada empat tipe pembaca, pertama ada buku dan membaca. Tipe ini sudah lazim, karena terpenuhinya syarat membaca, yaitu adanya buku (sumber bacaan). Kedua, ada buku tapi tidak membaca. Di sini, ada yang salah dengan pembacanya. Dan, persoalan tersebut perlu diteliti lebih lanjut. Dengan begitu, persoalannya akan dengan mudah diketahui dan ditangani.
Selanjutnya (ketiga), tidak ada buku tapi membaca. Dalam kaitan itu, pembaca memiliki motivasi yang besar akan sumber/bahan bacaan. Dengan kata lain, mencari/membaca jadi kebutuhan pertama dan utama. Dan, tipe ini sekaligus pembacanya “duta baca” perlu dijadikan acuan, pola, dan motivasi dalam pengembangan minat baca dalam masyarakat.
Keempat, tidak ada buku dan tidak membaca. Kondisi ini masih banyak terdapat dalam masyarakat, di tanah air. “Persoalan ini lah yang harus dicari solusinya oleh semua pihak, terutama stakeholder terkait. Pada akhirnya, masyarakat Indonesia akan gemar membaca, termasuk di tanoh Gayo,” pungkasnya. (Faiz Akbar)