Puisi-puisi Ansar Salihin

LUT TAWAR

Lut Tawar air damai
meski lapar tetap memandang
menghampiri biru terbentang sepi
nelayan tak meniti bukit-bukit
berbaris luka pohon kering
terbakar habis di tepi danau
air mengejar ombak sampaikah
lubang kecil itu hampir tertutup
menata sejarah terkenang sudah
aku rindu cemara damai  tersiram
rumput ilalang tak menemani
nelayan berperahu di tengah berjalan
mencari makan

Takengon, 22 Agustus 2011

KEMBALI

Dapatkah kembali memandang biru
Berbayang langit terlukis tepian
Melindungi menata batu
Berkerikil lubang sejarah
Awan selimuti wajah gigil
Mendungkan  rupa tak berteman
mencuci wajah di air tawar
Penyejuk luka pada kesepian hari
Biar pergi tak kunjung kembali

Takengon, 22 Agustus 2011

MENANTI

Setahun menanti telah tiba
menahan rindu bersemayam di jiwa
teringat hijau sepi berkalung embun sejuk hawanya
setahun menanti pulang bersama
tinggalkan singgalang merapi menatap
negeri berpayung hujan

Setahun menanti
bukit berselimut kabut
sinar setapak mengejar mimpi
ladang luas menunggu sepi
suci terlepas duka
setahun menanti ayah bunda
menunggu datang  sebatang  karang
tak mengharap berlian meraih bulan
selamat jalan doa-Nya

Setahun menanti rindu di pucuk Sumatera
dalam kalbu selalu teringat
menunggu persimpangan jalan dinda
sepi tak terpeduli jiwa selalu bersama

Padangpanjang 14 Juli 2011

—–

ANSAR SALIHIN, lahir di Negeri Berselimut Kabut Desa Buntul Kepies, Bener Meriah, Aceh (11 Juni 1991). Anak ke Dua dari tiga bersaudara, pernah bersekolah di SD N 1 Buntul Kemumu (2004), SMP 3 Bandar (2007), dan SMK 1 Mesjid Raya Aceh Besar bidang, keahlian Seni dan Kerajinan (2010). Sekarang sedang menenpuh pendidikan di Institut Seni Indonesia Padangpanjang, Fakultas Seni Rupa da Desain, Jurusan Seni Kriya, Semester tiga.

(Red.05)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.