Cangkul Bertambah satu, Petunjuk Ditemukannya Sufi Alifa

Sufi Alifa (meniup plastik) bersama keluarga di Kenawat Delong, 17 Desember 2011 silam. (Doc. Klg)

Redelong | Lintas Gayo – Terungkapnya kasus hilangnya Sufi Alifa (4,5) putri pasangan suami istri Ibni Faisal (36) dan Hayati (26) yang diketemukan sudah tidak bernyawa, Sabtu (11/2) dinihari setelah hilang sejak Selasa (7/2) diawali dengan bertambahnya 1 buah cangkul.

Dikatakan Faisal, ayah Sufi Alifa, penyidikan polisi mulai mengarah setelah mendapat informasi bahwa cangkul yang biasa mereka pakai di lahan tomat berjumlah 3 buah, namun saat hilangnya Sufi bertambah 1 buah.

Selain itu, juga ditemukan sendal Sufi Alifa berwarna kuning. “Polisi sangat jeli dan akhirnya menentukan tersangka pembunuh Sufi Alifa yang berujung pengakuan yang bersangkutan telah membunuh anak saya dan menunjukkan lokasi dikuburkannya anak saya satu-satunya tersebut,” terang Ibni Faisal.

Lebih jauh dijelaskan, anaknya tersebut ditemukan terkubur dengan kedalaman tanah sekitar 20 centimeter dengan lokasi sekitar 350 meter dari rumahnya. Persisnya di alur yang berdekatan dengan lokasi SMAN 1 Bukit.

Pelakunya, menurut Ibni Faisal adalah pria lajang yang berumur sekitar 17 tahun yang selama 2 bulan kebelakang ini ikut bersamanya bercocok tanam tomat. “Dia berasal dari Kampung Jongok Simpang Tige Redelong yang oleh ayahnya meminta saya mengajarinya bercocok tanam palawija,” kata Ibni Faisal seraya menyebut nama tersangka berinisial T dan biasa dipanggil dengan inisial A.

Sementara menurut nenek korban, Rosmawati, sebelum Sufi Alifa ditemukan, pihak keluarga sudah melakukan berbagai cara untuk menemukan Sufi. Selain melapor ke pihak berwajib juga berdo’a, shalat hajat serta menanyakannya kepada pihak paranormal dan umumnya paranormal tersebut menyatakan Sufi Alifa berada didekat rumah.

Lebih lanjut ia menjelaskan, sebelum kejadian sore itu, siangnya Sufi masih bermain-main di halaman depan rumahnya setelah sempat menonton televisi bersama abang angkatnya T yang saat ini ditetapkan oleh polisi sebagai tersangka tunggal atas kasus tersebut.

“Saat kejadian orang tua korban tertidur setelah pulang dari kebun, saya baru pulang dari rumah anak saya yang lain. Sampai dirumah saya melaksanakan shalat ashar, selesai shalat saya tanyakan ke ayahnya, dimana Sufi. Anak saya Faisal juga tanya ke istrinya, istri nya menjawab ada, tadi  main di depan. Kami langsung cari ke halaman depan rumah dan sekitar rumah tapi tidak ada,” kenang Rosmawati.

Ibu nya bilang Sufi tadi siang sama abangnya T (keluarga angkat:red) yang ikut membantu bekerja di kebun tomat milik keluarga Ibni Faisal.

Saat ditanya ke T, dia mengaku ke kios, Sufi minta ikut. “Sudah aku antar pulang ke rumah, aku langsung ke kebun lagi,” kata Rosmawati menirukan jawaban T.

Dia mengaku saat malam sebelum hari kejadian bermimpi melihat 2 orang anak, satu agak besar dan satunya lagi lebih kecil. Dalam mimpinya tersebut anak yang lebih kecil dibuang ke kolam dekat jalan. “Selain mimpi itu saya tidak punya firasat apapun. Tapi saat kejadian sore itu saya langsung tidak enak perasaan dan teringat mimpi saya malamnya,” papar perempuan tiga anak ini sambil menahan tangisnya.

Sementara menurut salah seorang kerabat korban, Pon Sufi, pihaknya seakan tidak percaya jika tersangka pelaku pembunuhan tersebut adalah T, karena sudah dipercayai keluarganya sejak 2 bulan terakhir. Terlebih T yang kini sudah menjadi tahanan kepolisian setempat ikut serta melakukan pencarian bersama mereka termasuk ditempat dimana Sufi ditemukan.

Hingga berita ini diterbitkan, Lintas Gayo belum berhasil mengkonfirmasi pihak kepolisian Kabupaten Bener Meriah yang menangani kasus ini untuk mengetahui motif pembunuhan tersebut. (Mailida Sulaiman, Rati Ramadayati/Red.03)

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.