Oktober, Masyarakat Gayo Internasional Gelar Konferensi

.

Malaysia | Lintas GayoWorld Gayonese Association (WGA) akan menggelar konferensi internasional pertama mengenai Kerajaaan Linge Gayo. Ini merupakan satu langkah maju dan heroik bagi kebangkitan dunia pendidikan dan riset ilmiah di Tanoh Gayo.

Melalui penyelenggaraan Konferensi Internasional tersebut diharapkan dapat ditemukan sejumlah akar permasalahan kemacetan pembangunan, demokrasi, adat, budaya, bahasa, politik, pendidikan dan berbagai bidang lainnya dari berbagai makalah yang nantinya akan dipaparkan oleh para pemkalah dari berbagai kalangan.

Sabela Gayo yang menyatakan dirinya sebagai Wali World Gayonese Association (WGA) menyatakan,para pemakalah diharapkan akan menyampaikan makalah secara spesifik dan padat dengan memenuhi beberapa standar kaedah minimum penulisan karya ilmiah sehingga outputnya dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah pula. Artinya bahwa pola berpikir kaum ilmiah selalu merujuk pada bukti-bukti (evidence) nyata dilapangan sehingga kebenarannya tidak dapat terbantahkan.

Panitia Pelaksana Konferensi Internasional menyiapkan beberapa tema penulisan makalah yaitu mulai dari isu sosial, budaya, sejarah, Film, Musik, Seni, Bahasa, Politik, Anti Korupsi, Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Hukum, Hak Asasi Manusia, Masyarakat Asli, Lingkungan, Pembangunan Berkelanjutan, Ekonomi, Industri, Infrastruktur, Pendidikan Agama, Pendidikan Umum, Pertanian, Kebijakan Pengurangan Kemiskinan, Pariwisata, Hubungan Internasional, Administrasi Publik, Isu Adat, Manajemen dan Ekonomi Islam.

World Gayonese Association (WGA) atau Persatuan Masyarakat Gayo Dunia yang berpusat di Malaysia merupakan salah satu organisasi baru yang dibentuk oleh sejumlah mahasiwa PhD dan tokoh pemuda Gayo di Malaysia dalam rangka memberikan kontribusi baik pemikiran dan tenaga bagi kemajuan dan perkembangan Tanoh Gayo.

Karena yang ada di benak WGA, ketika terdengar kata ”Gayo” atau ”Tanoh Gayo” maka ia bukan hanya daerah tertentu saja yang layak untuk disebut Tanoh Gayo melainkan Tanoh Gayo merupakan satu kesatuan sempurna tak terpisahkan tanpa dibatasi oleh sekat-sekat administratif seperti desa, kecamatan dan kabupaten/kota. Setiap pribadi yang memiliki pemikiran dan memajukan Tanoh Gayo berhak untuk mengatasnamakan masyarakat Gayo yang tersebar di seluruh kabupaten/kota se-Aceh.

Kembali lagi pada isu Konferensi Internasional, menurut Sabela, panitia pelaksana yaitu WGA juga akan bekerjasama dengan sejumlah lembaga dan organisasi baik lokal maupun internasional terkait dengan pelaksanaan Konferensi Internasional tersebut seperti; The Gayo Institute, Keluarga Negeri Antara (KNA), Institute of South East Asian Studies (ISEAS) Singapore, Asian Research Institute (ARI) Singapore, International Institute for Asian Studies (IIAS) Netherlands, College of Arts and Science Universiti Utara Malaysia (CAS UUM), Centre for Southeast Asian Studies (CSEAS)-Indonesia, Dignity International Malaysia, Asia Indigenous Peoples Pact (AIPP) Thailand dan Centre for Malaysian Indigenous Studies Universiti of Malaya dan Maybank Student Leadership and Development Club.

Setiap pemakalah maupun peserta (tidak mempresentasikan makalah) akan dikenakan biaya yang sama yaitu sebesar Rp 1.000.000,00 ($100) per peserta. Biaya tersebut meliputi biaya makan, minum, snack, transportasi darat (selama di Universiti Utara Malaysia) dan penginapan selama tiga hari kegiatan. Khusus untuk Biaya Tiket Pesawat para peserta maupun pemakalah, pihak Panitia Pelaksana mengharapakn agar dapat ditanggung oleh masing-masing peserta dan pemakalah. Karena keterbatasan dana yang dimiliki oleh Panpel sehingga Panpel tidak bisa menanggung biaya transportasi udara tersebut.

”Tetapi Panpel siap untuk memberikan surat dukungan atau surat keterangan lainnya yang diperlukan oleh peserta dan pemakalah untuk dijadikan sebagai bukti pendukung dalam pencarian dana ke berbagai lembaga donor baik swasta maupun pemerintah,”jelas Sabela dalam siaran pers yang diterima Lintas Gayo, Kamis (23/2).

Kegiatan tersebut akan berlangsung selama 3 hari yaitu dimulai 7 Oktober – 9 Oktober 2012. Kegiatan akan dipusatkan di Convention Centre dan Pusat Islam Universiti Utara Malaysia di Kampus Universiti Utara Malaysia di Sintok, Kedah Darul Aman Malaysia.

Ada sejumlah kegiatan yang nantinya akan diselenggarakan oleh panitia pelaksana, beberapa diantaranya adalah; Pergelaran Seni Tari Saman, Presentasi Makalah, Presentasi Makalah oleh Pembicara Kunci, Do’a Bersama Memperingati 150 Tahun Wafatnya Almarhumah Inen Mayak Teri, Hening Cipta Refleksi 500 Tahun Berdirinya Kerajaan Linge Gayo, Silaturrahmi Akbar Para Keturunan Raja Se-Tanoh Gayo dan Kunjungan Lapangan ke Universiti Utara Malaysia dan Albukhary International University.

Semoga kegiatan yang mulia dan ilmiah ini dapat terselenggara dengan baik demi kemajuan Tanoh Gayo sebagai sebuah kesatuan identitas yang memiliki sejarah peradaban tinggi. Jika ada para pihak yang memerlukan informasi lebih lanjut bahkan berminat untuk mempresentasikan makalah dalam kegiatan tersebut dapat menghubungi Sabela Gayo (Wali WGA) sekaligus sebagai Koordinator Program kegiatan tersebut di sabela.gayo@gmail.com atau worldgayonese@gmail.com.(SP/Red.04)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.