Memasuki hari ke 15 konflik politik di Mesir, negara Piramida ini masih belum menunjukkan penurunan pergolakannya. Suara dentuman tembakan masih terdengar dari beberapa sudut wilayah.
Menurut keterangan Iska Yoga bin Burhan mahasiswa asal Aceh berdarah Gayo yang kuliah di jurusan Syari’ah Islamiyah Universitas Al Azhar Cairo melalui komunikasi on line Kairo-Takengen, Selasa (8/2), warga asing yang masih terlihat berwara – wiri di negeri yang seluruh rakyatnya sedang mendengungkan turunnya sang Presiden hanya tinggal dari beberapa negara saja, dan didominasi oleh Rakyat Indonesia.
Iska Yoga kesal jika menyinggung masalah pengevakuasian warga Indonesia. “kami memang tidak berlalu berharap atas pengevakuasian ini tapi apa kedepannya keadaan Mesir akan tidak lebih parah dari yang sekarang dan untuk apa bertahan disini jika tidak bisa kemana-mana ?” tanya Iska bernada kesal.
Sehari sebelumnya warga Indonesia yang belum terevakuasi mengadakan rapat dengan Nur Hasan Wirajuda anggota Dewan Pertimbangan Presiden yang ditugaskan oleh Presiden sebagai Ketua Satgas Evakuasi WNI di Mesir.
Dalam rapat tersebut Hasan Wirajuda menyatakan KBRI mengeluarkan statemen menyangkut kepemilikan visa sebagai persyaratan giliran keberangkatan pulang ke tanah air.
Iska Yoga yang berdarah Aceh-Gayo ini menyesalkan pengurusan visa tersebut, karena ini berarti ia harus ikut mengantri berjam – jam, kendatipun telah mengantri berjam – jam belum barang tentu ia dapat mengurus visanya hari itu juga dikarenakan begitu banyaknya warga Indonesia yang ingin menyelesaikan prasyarat untuk dapat segera dievakuasi.
“Bagi negara Indonesia yang ingin mengurus visa dijadwalkan hari Senin dan Sabtu, dan bagi mahasiswa dikenai biaya sekitar Rp.30.000,- prosedur dari pengurusan visa ini sendiri memakan waktu 2 minggu lamanya,” ujar Yoga, sapaan akrab putra asal Desa Seneubok Simpang Kecamatan Darul Aman Idi Cut -Aceh Timur ini.
Menurut Yoga, gejolak Mesir memang tidak separah yang terjadi saat DOM di Aceh dulu, tapi tetap saja yang namanya kerusuhan selalu meninggalkan dampak buruk bagi warga yang berada di wilayah tersebut, sebut saja seperti kurangnya stock makanan, tutupnya bank/ATM, selalu diliputi rasa was-was. Belum lagi penjarahan yang semakin marak dilakukan oleh oknum – oknum tak dikenal.
“Niat kami disini untuk belajar ilmu Agama, kalaupun nanti terjadi sesuatu terhadap kami, Insya Allah mendapat pahala” ujarnya mencoba bersabar.
Yoga berharap semoga pemerintah semakin tanggap dan cepat mengerahkan tenaga untuk pengevakuasian ini, “kalaupun tidak dievakuasi setidaknya diberikan perlindungan keamanan. Jika ada yang mengatakan disini sudah aman, coba datang kemari untuk membuktikannya, mana tau dengan kedatangannya negara ini bisa aman”, tambahnya sarkatis.(yy)