*Catatan Perjalanan ISPO SMAN 1 Takengon Part II
SETELAH rampungkan semua proses penilaian, para peserta dan guru mendapat hadiah yang istimewa berupa jamuan makan malam digedung wakil rakyat DPR-RI, walaupun ada yang berkonotasi negatif tentang gaya hidup anggota dewan itu yang dinilai boros dengan menggunakan keuangan negara.
Dalam perjalanan, rombongan duta bangsa ini dikawal dengan iringan polisi, ada yang berjaga-jaga diperempatan jalan, ada yang mamandu kami dalam perjalanan, terlihat suasana jalan yang kami lewati agak renggang dan tidak macet, lain halnya dengan jalan yang ditutup ketika iringan mobil kami lewat, terjadi kemacetan yang luar biasa hebatnya, dan dalam waktu sekejab Depok – Senayan kami tempuh dengan waktu 70 menit saja tanpa macet, jika tanpa pengawalan biasanya jalur ini ditempuh hingga 3 jam bahkan lebih, suatu kebanggaan bagi kami semua tentunya.
Dalam jamuaan itu, peserta disambut oleh wakil ketua bidang kesejahteraan rakyat yang berasal dari Partai Amanat Nasional (PAN) Ir. Taufik Kurniawan, MM, dan dihadiri sejumlah tokoh pendidikan seperti wakil Menteri pendidikan Fasli Jalal, Presiden ISPO, wakil menteri Olahraga dan sejumlah tokoh penting lainnya.
Tak terasa ada yang mengganjal aku, sona dan salah seorang guru pembimbing lainnya, kami bertiga hendak ke toilet, dan segera mencarinya untuk buang air kecil, dan akhirnya ketemu dibagian sisi kanan ruangan itu, kemudian aku teringat sebuah berita bahwa para anggota dewan di negeri ini menghabiskan biaya Rp2 miliar untuk membuat toilet saja, guyonan pun ku mainkan kepada ke-2 rekan yang ikut ke toilet itu, kita sudah merasakan untuk buang air di toilet senilai Rp2 miliar, pandangan mereka tertuju padaku, seolah tak mengerti apa yang aku ucapkan, dan perlahan mereka meyadarinya dan ikut tertawa.
“Ada-ada saja bapak muda ini, ingat saja pemberitaan mengenai WC Rp2 miliar itu,” kata Pak Yudi sambil tertawa dan menepuk pundak ku.
Kami tak tahu apakah toilet itu yang direnovasi senilai Rp2 miliar yang jelas, kami berpikir kalau tingkah anggota dewan itu hanya bisa membajiri uang negara, ya kami anggap saja semua toilet yang ada diruangan itu harganya Rp2 miliar.
Jamuan pun selesai, kami segera menuju kepenginapan lagi tanpa ada kawalan dari kepolisian sehingga perjalanan itu cukup melelahkan.
Besoknya kami harus siap-siap untuk memperoleh hasil dari apa yang telah dinilai selama dua hari ini, siswa kami selalu berdoa untuk mendapat 1 mendali saja diajang ISPO ke-4 tahun ini, meskipun mereka masih kelihatan lelah mengikuti serangkaian kegiatan ini, namun tetap bersemangat karena telah memeberikan yang terbaik dalam proses penilaian tinggal menunggu hasilnya saja.
Kembali mereka untuk istirahat, sedangkan aku dan Sona kembali kekamar dan berbagi pengalaman dengan guru-guru lainnya.(Darmawan Masri/red.04)