BIDADARIKU
Oleh: Haldian Temas Mico
Sosokmu bagai embun di tengah kegersangan
perhatianmu tak sebanding bongkahan cahaya terbit di ufuk fajar
tiada kata indah selain lafal doa di setiap hembusan nafasmu
kucuran keringat tak kau hiraukan demi kesenanganku
tiada rangkaian kata yang indah kuucapkan selain “Bu, betapaku mencintaimu.”
*
BERLAWANAN PENUH MAKNA
Diam…
mengapa tampak tak berdaya
mengapa pula dinilai tak bermakna
mengapa juga menjadi dilema
suara…
terkadang menjadi senjata
terkadang pula penghibur lara
terkadang juga dapat menjadi cerita
bingung terasa memilih keduanya
sungguh bimbang disuguhkan berdampingan, betapa sejajarnya ia..
kalah menang itu biasa
baik buruk itu adanya
hitam putih pewarna dunia
surga neraka itu janjinya
*
IBU
tingkahmu melekat jelas di mataku
tatapan kecil yang lugu telah menjadi warna senyum ini
suara nan merdu tak asing lagi di telinga
sentuhan belaian kasih melesat bagaikan amunisi tepat ke jantungku
sebutan nama itu menjadi inspirasi
cinta kasih mu mengalir deras di dalam tubuh ini
kini semua itu sirna dariku
kenanganmu.. menjadi buah bibir
doamu nan jadi pelita
amanahmu menjadi harta karunku
air mata menjadi jalan
lamunan kini tak bisa tergenggamkan
khayalan semu menginginkan replika
aku tau semua itu mustahil untukku
Ibu….
kebesaranmu tercermin oleh batu nisan
kemauanku tak bisa tersalurkan
pelukanmu kini tak bisa kurasakan
hanya mimpi yang dapat mempertemukan
—
Biodata: Haldian Temas Mico. Lahir di Banda Aceh, 08 Maret 1990. Alamat di Jalan Mess Pitu ruang, Kemili. Tercatat sebagai Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Red.05)