Catatan: Darmawan Masri
PADA tulisan yang lalu pernah disinggung bahwa guru merupakan sebuah pekerjaan yang mulia, kehadiran guru bagi peserta didik ibarat sebuah lilin yang menjadi penerang tanpa batas juga tanpa membedakan siapa yang diterangi nya demikian pula terhadap peserta didik. Tetapi, dalam mengemban amanah sebagai seorang guru, perlu kiranya tampil sebagai sosok profesional. Baca link (http://www.lintasgayo.com/14121/guru-buku-dan-mutu.html)
Sosok profesional tentu saja idaman bagi profesi guru. Dewasa ini, tak dipungkiri lagi profesi guru adalah profesi yang paling diminati oleh banyak kalangan orang, ditambah dengan semakin berpihaknya pemerintah pada profesi ini yang membuat orang berlomba-lomba menjadi guru.
Keprofesionalan guru dapat dilihat dari pengabdian hidupnya menuangkan ilmu-ilmu kepada peserta didik, dan tak lari dari masalah akan tetapi mereka yang mencari solusi tentang cara penyelesaiannya.
Ada yang mengibaratkan bahwa profesionalisme seorang guru seharusnya kokoh bagaikan akar pohon yang terus menembus kerasnya tanah. Demi mendapatkan makanan dan dedaunan, dia terus menembus tanah agar semakin berdiri kokoh. Di mengibaratkan, dedauanan itu sebagai anak didiknya. Saat daun itu menjadi sekuntum bunga, itulah saat anak didiknya dapat menunjukkan kemampuannya. Dan saat bunga itu sudah menjadi buah, itulah saat anak didiknya telah mencapai puncak prestasi dalam hidupnya.
Kuatnya akar mampu mempertahankan berdirinya pohon itu saat diterpa angin seperti halnya kuatnya guru itu diterpa masalah dan cobaan dalam kehidupannya. Pohon itu tetap berusaha berdiri tegak, sama halnya seperti guru yang tetap berdiri tegak untuk tetap mencurahkan ilmu pada murid-muridnya. Akar juga tak memikirkan dirinya sendiri, ia rela berkorban agar pohon tercukupi ilmunya.
Sosok seperti itulah yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru. Ia tidak memikirkan dirinya sendiri, namun ia memikirkan bagaimana membuat anak didiknya menjadi sukses. Sosok guru idaman adalah pekerja keras, tidak egois tidak mementingkan diri sendir, dia akan beralih dari satu murid ke murid yang lain untuk memberikan perhatian. Meskipun guru tidak mendapat imbalan apa-apa dari anak didiknya. Ia menaburkan serbuk-serbuk ilmu yang ia miliki agar ilmu tersebut nantinya dapat berbuah kesuksesan.
Terlepas dari ilustrasi diatas, tentu juga banyak menemukan para guru yang hanya menjadikan profesi guru sebagian dari cara untuk bertahan hidup, begitu banyak guru yang tidak peduli dengan profesinya yang sangat stategis itu. Tentu saja hal ini menjadi suatu hal yang sangat dilematis dalam dunia pendidikan kita pada saat ini, guru hanya menjadi aktor yang bekerja sekedar pelepas tanggung jawab, bahkan itupun tidak dibarengi dengan kemampuan yang memadai sebagai aktor yang cakap untuk mentransformasikan pengetahuannya. Lebih jauh lagi, tentu kita tidak menafikkan bahwa banyak guru yang benar-benar bertanggungjawab dengan profesinya, terlebih banyaknya hambatan yang terjadi saat ini terutama soal kompetensinya.
Maka dari itu untuk membentuk suatu karekter guru yang betul-betul menjadi panutan bagi siswanya, janganlah semata-mata profesi yang mulia ini ternodai dengan sekedar hanya mencari penghasilan dari kehidupan semata.
Guru-guru luar biasa adalah mereka yang mengajar murid-muridnya dengan cara-cara yang luar biasa, sehingga murid-murid yang diajar oleh guru-guru tersebut mencapai prestasi belajar yang luar biasa.
Untuk menjadi guru luar biasa, perlu memiliki keberanian dan kesiapan mengambil resiko yang lebih besar daripada guru-guru biasa. Sukses sebetulnya adalah akumulasi dari sejumlah permainan. Mereka yang terbaik adalah mereka yang mengembangkan mindset tidak memilih kegagalan. Kuncinya, jika seorang guru memimpikan mimpi-mimpi besar dan bertindak dengan penguasaan lebih besar, maka guru akan mencapai keberhasilan yang lebih besar. Memang, semakin tinggi posisi akan semakin banyak kritikan terhadap terhadap guru tersebut. Untuk itu diperlukan keberanian untuk bertahan terhadap berbagai kritikan dan menerima resiko terhadap keputusa. Jika guru tidak berani menerima resiko itu, maka guru itu akan berhenti sebelum sampai pada hasil-hasil yang Anda mimpikan.
Dengan melakukan cara-cara yang benar, menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran serta tak membiarkan dunia pendidikan tercoret akan hal-hal yang dipolitisir yang hanya mengharapkan gengsi yang lebih dengan cara mencederai pendidikan itu sendiri, bisa pasti guru tersebut dikatakan sebagai guru yang luar biasa dan menjadi bukan guru biasa.***