“Kicau” Tanoh Gayo di RRI

Jakarta | Lintas Gayo – Radio 92 Fm RRI Jakarta secara rutin menyiarkan program urang Gayo dan tanoh tembuni. Seorang tokoh Gayodi Jakarta, Ardian Majidkobat mulai merintisnya sedjak April 1998, dengan acara “tanoh tembuni”.

“Ini awalnya saya lakukan, setelah Syamsul Muin Harahap, Kepala RRI saat itu untuk mempercayakan untuk menggarap acara etnis Aceh. Namanya kemudian berubah jadi Bungong Jeumpa Denang Tanoh Gayo,” ungkap Ardian Majidkobat di Jakarta, Minggu (25/3/2012)

Acara ini, jelasnya, bertujuan untuk mengangkat seni budaya melalui media radio. “Sejarahnya didorong oleh keinginan saya untuk menjadikan radio sebagai wahana hiburan masyarakat Gayo. Pada akhirnya, bisa menggali dan melestarikan seni budaya Gayo,” sebutnya.

Saat bertugas di RRI Lhokseumawe, 2009, Ardian juga sempat merintis program Gayo Mutalu. Acara ini dapat di dengar langsung dari Kabupaten Gayo Lues, Lokop atau Serbejadi, Pintu Rime Gayo (Bener Meriah), Pantan Sile, dan sebagian Aceh Selatan, Barat, dan Aceh Timur. Namun, saat ini, penyiar asal Takengon ini lebih fokus sebagai pembaca berita sentral.

Sementara itu, Gurniandi, pengasuh acara ini, menyebutkan, ada beberapa kemasan acara perangkai Bungong Jeumpa Denang Tanoh Gayo itu, yaitu menyajikan lagu-lagu daerah. Kemudian, mempromosikan potensi daerah baik budaya maupun parawisata. Juga, mengulas
tradisi budaya bersama tokoh-tokoh masyarakat Aceh dan Gayo dengan format dialog selama 2 jam.

“Saat ini, siarannya tiap hari Minggu, pukul 20.00-22.00 WIB di program PRO-4 RRI Jakarta FM 92,8Mhz. AM 1332Khz. SW 9680 Khz. Selain itu, disiarkan bersama oleh PRO-1 RRI Banda Aceh dan PRO-1 RRI Lhokseumawe dan dirilay RRI Takengon, RRI Sabang, dan RRI Singkil,” rinci penyiar yang juga berasal dari Takengon ini.

Secara terpisah, Ketua Harian Musara Gayo, Ahyar, SH, MH, mengatakan, menyambut baik dan cukup mengapresiasi program tersebut. Melalui acara seperti itu, sambungnya, urang Gayo dan tanoh tembuni semakin terpublikasi dan dikenal. “Pada akhirnya, orang (luar) pun akan tahu siapa kita—urang Gayo dan tanoh tembuni,” katanya (al-Gayoni/red.04)