Takengon | Lintas Gayo – Buku Ekolinguistik atau Ekologi Bahasa akan segera terbit. Ekolinguistik merupakan kajian yang melihat hubungan timbal balik antara Ekologi dan Linguistik. Keterangan ini langsung diperoleh dari penulisnya, Yusradi Usman al-Gayoni, melalui sambungan telepon, Senin (2/4/2012).
“Sepengetahuan saya, ini buku pertama Ekolinguistik di Indonesia,” ungkapnya. Pun sudah ada sejak 40 tahun lalu, jelas Dosen STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah itu, kajian ini baru ada (secara formal) tahun 2007 di Universitas Udayana Bali.
Selanjutnya, 2009 di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan. Namun, kajian, penelian, dan publikasi terkait Ekolinguistik masih sangat terbatas. Beliau mencontohkan, sampai 2010, sajian informasi Ekolinguistik masih sedikit sekali. Termasuk, dalam penelurusan di internet “google,” baru ada 3 halaman.
“Mengingat pentingnya kajian ini terhadap lingkungan dan bahasa (lebih luas: nilai, budaya, dan peradaban manusia), masih terbatasnya dan besarnya kebutuhan informasi terkait, makanya saya buat buku ini,” katanya.
Namun, dia mengakui, apa yang ada dalam buku itu masih sebatas informasi awal. Dengan demikian, perlu didalami dalam bentuk pelbagai kajian dan penelitian lanjutan oleh akademisi lainnya. Lebih lanjut, dia menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada sang guru, Prof. Aron Meko Mbete yang telah “mengenalkan” kajian ini padanya (Khalisuddin).