Oleh: Tiara Mairani*
MASYARAKAT terbentuk dari suatu kelompok yang dapat berinteraksi dengan baik maupun tidak tergantung pada diri sendiri. Ketika interaksi diri kita terhadap orang lain itu baik maka orang lain juga akan bersikap baik. Hidup bermasyarakat itu saling tolong menolong, mendukung dan menerima dalam menjalani kehidupan.
Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang, Sumatera Barat merupakan sebuah organisasi nirlaba yang bergerak dalam bidang seni. Didirikan pada Senin 12 Mei 1997, di Kota Padangpanjang, Sumatera Barat. Para pendirinya adalah Prof. Dr. Mursal Esten, Sulaiman Juned,S.Sn,.M.Sn, Drs. Jufri,M.Sn, Wiko Antoni,S.Sn, Maizul, SE dan Netti Herawati, SS serta I Dewo Nyoman Supenida, S.Skar, M.Sn.
Komunitas Seni Kuflet menciptakan sastarwan yang berpotensial dalam bidang seni dan mampu menjadi generasi pelurus serta menegakan kebenaran untuk diri sendri maupun bangsa dan Negara. Komunitas Seni Kuflet berada pada lingkungan masyarakat yang mendukung dan selalu menerima dengan tanggapan yang positif pada setiap kegiatan kuflet. Setiap latihan yang dilakukan komunitas Seni kuflet secara tidak langsug masyarakat disekelilingnya ikut serta dalam kegiatan dan latihan Kuflet.
Setiap minggu sore misalanya, seluruh anggota Kuflet latihan dasar dilapangan parkir kantor DPRD Padangpanjang. Secara umum kuflet melaksanakan latihan dasar terbagi dua yaitu: secara teknis (olah vocal, pernapasan dan olah tubuh), sedangkan secara psikologis (olah rasa dan meditasi). Fungsi dari latihan dasar ini untuk dapat mengambarkan dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain sebagai bekal awal bagi seorang aktor untuk berteater. Masyarakat secara tidak langsung pula terhibur dengan kegiatan yang diadakan oleh komunitas Seni kuflet. Seperti drama teater Kemerdekaan karya Wisran hadi yang disutradarai oleh Sulaiman Juned sangat menakjubkan dan menghibur semua orang.
Dimana dalam Kemerdakaan yang disutradaari oleh Sulaiman Juned ini telah mengubah konsepnya tetapi tidak merubah tujuan dari naskah Wisran Hadi. Sulaiman juned lebih mengapresiasikan Kemerdekaan ini kepada lokalitas ke-Acehan. Hal ini dapat disampaikan melalui musik yang khas Aceh, ada tari Guel dan Didong. Ada juga beberapa dialog dari naskah Wisran Hadi diadaptasikan oleh Sulaiman Juned untuk kesesuaian makna, seperti “dengan senjata ditangan” diganti “dengan rencong ditangan”
Tarian Guel dan Didong (merupakan kesenian yang didalamnya ada musik, gerak dan sair) berasal dari Gayo itu tidak terdapat pada teks naskah lakon Kemerdekaan Wisran Hadi tetapi Sulaiman Juned memasukkannya menjadi rancangan penggarapan teaternya. Sehingga kemerdekaan yang disutradarai oleh Sulaiman Juned sangat dominan tradisi Aceh dan tujuannya tidak pernah berubah hanya konsepnya saja yang berubah. Pertunjukan teater kemerdekaan sangat memukau dimata masyarakat. Anggota kuflet latihan teater kemerdekaan setiap malam Senin dan Rabu malam di studio Teater ISI padangpanjang.
Tidak itu saja, Kuflet juga sering menggelar pertunjukan kesenian Aceh seperti Didong dan setiap malam minggu latihan disekretariat Kuflet Jalan Dr.A Riva’i No. 146 Kampung Jambak Padangpanjang. Dimana Didong tradisi berasal dari Gayo telah diubah Sulaiman Juned menjadi Didong modern tetapi tidak merubah bentuk asli dan merubah tujuan dari didong tersebut. Tapi hanya adanya penambahan bahasa pada Didong modern ala kuflet ini yang mana disana ala bahasa Gayo, Aceh, Minang dan Indonesia.
Sedangkan pada Didong tradisi itu tidak ada, hanya menggunakan bahasa Gayo saja. Untuk gerakan Didong modern ala kuflet ini lebih mengarah kepada gerakan Saman dan ada juga pembacaan puisi oleh penyair Sulaiman Juned ditengah–tengah Didong yang diiringi dengan seruling (musik tradisi Gayo) dan seruni kale (musik tradisi Aceh). Itu yang membedakan Didong tradisi dengan Didong modern ala kuflet yang dirubah oleh pendiri Komunitas Seni Kuflet.
Banyak memadukan budaya dalam satu kesenian dengan tujuan menyampaikan rasa rindu seorang perantau kepada kampung halamannya melalui didong mereka lepaskan rindu itu dan untaian kata yang menyentuh hati dari sana Sulaiman juned dapat memukau dan membuat semua masyarakat terhibur terkesan dengan hasil olah karyanya dan tentunya dengan kerja sama yang kompak, teratur dan disiplin.
Sulaiman Juned dalam keluarga besar Komunitas Seni Kuflet menganggap semua anggota kuflet itu keluarganya tanpa ada pembedaan status antara dirinya dengan anggota kuflet maupun orang lain yang ingin belajar didengan sulaiman juned. Dari sana masyarakat banyak memberikan dukungan kepada komunitas ini. Karena sistem kekeluargaan dari kuflet mampu membuat orang lain terheran kagum, terhibur dan ingin juga ikut disekeliling mereka. Banyak pengabdian kuflet kepada masyarakat.
Kuflet juga melakukan diskusi sastra, diskusi kesenian dan diskusi artistik yang mana pematerinya adalah sastrawan, dosen dan pendiri kuflet juga anggota kuflet itu sendiri. Seakan kuflet itu sudah seperti rumah sendiri bagi seluruh anggotanya, banyak cerita kasih sayang anak dan orang tua, sekolah atau perguruan tinggi banyak ilmu, tempat bermain banyak canda tawa dan bagai rumah sakit banyak tolong menolong mengobati banyak cerita dan aktivitas yang membuat orang lain suka dan mendukung komunitas seni kuflet ini.
Setiap ulang tahun Kuflet tepatnya setiap tanggal 12 Mei yang bertepatan dengan ulangtahunnya Sulaiman Juned, Komunitas Seni Kuflet selalu melakukan seminar, workshop, berbagai lomba untuk media apresiasi bagi masyarakat. Dalam waktu dekat ini komunitas seni kuflet akan melaksanakan pentas keliling teater kemerdekaan, Didong dan ada workshop kepenulisan keliling Sumatra. Itu semua dilakuan bertujuan untuk berbagi dan menghibur semua masyarakat sebagai cuci mata, bertukar pikiran dan hiburan terkesan dihati. Kuflet mempunyai semboyan “kuflet satu untuk semua” dan semua itu telah dibuktikannya pada pengabdiannya kepada masyarakat.***
*Cerpenis dan Mahasiswa Fakultas Kedokteran di Universitas Andalas Sumatera Barat.