35 Tahun Silam, Yuli Wahid, Paskibraka asal Gayo Bawa Bendera Pusaka

Catatan Yusradi Usman al-Gayoni*

TERPILIHNYA Fajrika, peserta Paskibraka Bener Meriah yang mewakili Aceh ke tingkat nasional membawa kebanggaan yang tak terkira bagi seluruh masyarakat Gayo baik yang ada di tanoh Gayo maupun di perantauan. Lebih khusus lagi, masyarakat Bener Meriah. Fajri kembali mengulang sejarah.

Pasalnya, 35 tahun lalu, Yuli Wahid, putri terbaik Gayo saat itu mewakili Takengon, tanoh Gayo, dan Aceh ke tingkat nasional. Posisi yang diemban Yuli pun bukan posisi biasa, yaitu di kelompok 45, 17, atau kelompok 8, melainkan dipercaya membawa bendera pusaka. Sungguh, prestasi yang mengagumkan dan luar biasa.

Dalam akun facebooknya, disebutkan, tanggal 8-14 Mei 2012 lalu, Yuli sengaja diundang panitia seleksi sebagai penilai.  Kegiatan seleksi itu pun langsung dibuka Pj Gubernur Aceh, Tarmizi Karim di Anjong Mon Mata (8/5/2012). Momentum itu sekaligus jadi reuni Purna Paskibraka Nasional Aceh. Yang cukup istimewa, dalam acara pembukaan tersebut, mereka—Purna Paskibraka Nasional Aceh—berseragam kerawang Gayo

Selain itu, selama di Aceh, alumni SPG Takengon itu juga memberikan arahan tentang kepribadian pada seleksi calon Paskibraka Aceh. Bahkan, mengamati langsung Paskibraka yang akan dikirim ke tingkat nasional di Lapangan Syafiatudin Banda Aceh. Di situ, wanita kelahiran 6 Juli 1961 itu melakukan wawancara, termasuk kepada peserta seleksi Paskibraka dari Aceh Tengah dan Bener Meriah.

Dengan melihat dari banyak sisi, Yuli berharap, perwakilan dari Bener Meriah, Fajri bisa mewakili Aceh ke tingkat nasional. Apa yang menjadi harapan dan penilaian kakak dari Alwin Desry itu pun tak meleset. Alhasil, Fajri terpilih mewakili Aceh ke tingkat nasional. Dan, mengulang sejarah perwakilan Paskibraka Aceh dari tanoh Gayo.

“Semoga sampai di Jkt Fajrika bisa di Kelompok 8 yg u Pria sangat dikejar,, klo putri yg bisa membawa Bendera lgsg menghadap ke Presiden seperti Aq 35th Lalu,,ini sejarah baru u Bener Meriah,” tulis anggota Tim Bola Volly Aceh pada Pekan Olah Raga (PON) tahun 1977 itu penuh harap.

*Wartawan Lintas Gayo di Jabodetabek

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments