Air Terjun Reje Ilang, Keindahan Tersembunyi di Timang Gajah

DATARAN TINGGI GAYO banyak menyimpan keindahan alam. Salah satu tempat wisata yang belum diketahui orang adalah air terjun Reje Ilang yang berlokasi di Meriah Jaya, Digul Kecamatan Timang Gajah Kabupaten Bener Meriah.

Tak sempurna melakukan perjalanan ke Gayo saat melintasi jalan Takengon-Bireuen jika tidak mampir ke tempat ini. Dari arah Bireuen, persimpangan jalan masuk ke lokasi air terjun ini di Kampung Timang Gajah 2 atau Simpang Digul belok kanan dengan melintasi perumahan penduduk diselingi perkebunan kopi, pinang, durian dan coklat. Jika beruntung sedang musim durian, anda akan dapat menikmat cita rasa durian khas dari kawasan ini dengan buah yang segar.

Sesampainya di persimpangan Ayun Bergang anda belok kanan dan sekitar 300 meter tiba di Kampung Meriah Jaya yang dulu dikenal sebagai Kampung Cina (karena dulu konon orang-orang ditempat tersebut mirip Cina). Disini tanya saja kepada warga dimana lokasi tensaran Reje Ilang. Dijamin, dengan senang hati mengarahkan anda ke lokasi dimaksud, bahkan akan mengantarkan karena warga setempat sangat ramah dan merupakan kebanggaan jika melayani tamu.

‘Kami sangat bangga dan merasa beruntung jika ada yang minta diantar ke lokasi tensaren Reje Ilang,” kata Jumari, seorang warga yang menemani kami menuju ke lokasi tersebut.

Kecuali kenderaan roda dua, kenderaan roda empat harus diparkirkan dihalaman rumah warga, dijamin aman tak ada yang ganggu dan mulai berjalan kaki sekitar 800 meter. Segar, walau cuaca panas terik matahari tidak akan langsung menerpa kita karena dikanan kiri jalan setapak adalah kebun warga yang terdiri dari coklat, pinang, kemiri dan kopi.

Sekitar 100 meter sebelum ke lokasi, kita berjalan melintasi hutan kecil dan sambil berjalan akan kita dengar suara gemuruh air yang jatuh dari ketinggian menerpa bebatuan.

Takjub dan akan mengingat kebesaran Sang Pencipta saat anda melihat ceruk (loyang) yang memanjang sekitar 50 meter dengan kedalaman sekitar 6 meter. Air tumpah dari ketinggian sekitar 20 meter melintasi mulut ceruk. Tentu langka ada air terjun yang bisa disaksikan dari bagian belakangnya.

Anda dapat menikmati shower alami, mandi dibawah kucuran air sejuk yang jatuh tersebut. Badan anda seperti ditimpa hujan lebat.

Beberapa bulan belakangan ini, sejumlah arkeolog dari Balai Arkeologi Medan Sumatera Utara yang dipimpin Taufiqurrahman dan Ketut Wiradnyana sempat mengunjungi Tensaran ini. Bukan  berekreasi, tapi untuk mencium jejak-jejak kehidupan pra sejarah Urang Gayo.

Ya tentu berkaitan dengan temuan sebelumnya di loyang Ujung Karang dan Mendale Kecamatan Kebayakan Aceh Tengah. Namun menurut Ketut Wiradnyana, Jum’at 8 Juni 2012 tempat tersebut sangat ideal untuk dihuni, namun karena lokasi di zaman tersebut sangat tersebunyi, kemungkinan tidak ditemukan oleh manusia.

“Kami belum menemukan jejak-jejak kehidupan pra sejarah di tempat tersebut,” kata Ketut Wiradnyana yang berada di Takengon dalam rangka membuat casting atau duplikat sejumlah kerangka Loyang Ujung Karang.

Pertanyaan lain yang muncul adalah kenapa dinamakan Reje Ilang ? ternyata tidak banyak tau. Namun menurut Taufiqurrahman, dia memperoleh informasi dari warga bahwa pada masa penjajahan Belanda ada raja yang bernama Reje Ilang sempat bersembunyi di tempat tersebut. Wallahu a’lam bisshawab, butuh penelitian lebih lanjut. (Khalisuddin)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.