Takengon | Lintas Gayo – Selain pembangunan sarana fisik, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM- MPk) juga memberi modal yang dinamakan Ekonomi Bergulir yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin untuk menambah modal usaha mereka. Salah satu penerima manfaat dari Ekonomi Bergulir adalah Kampung Hakim Bale Bujang Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.
Lirmanaini, Ketua Unit Pengelola Keuangan LKM Cipta Gayo Mandiri mengungkapkan, ekonomi bergulir di kampungnya telah bergulir selama lima bulan terakhir.
“Selama lima bulan, sebanyak 77 orang yang dibagi kedalam 9 kelompok yang kini merasakan manfaat dari ekonomi bergulir ini”, kata Lirmanaini, Senin (25/06/2012) di Takengon.
Lirmanaini menambahkan, jumlah modal yang dikucurkan secara keseluruhan sebesar Rp. 38.500.000.
“Dari modal itu kita membagi sebesar Rp. 500.000,- kepada setiap orang, dan sebanyak 77 orang menerima manfaatnya dengan pengembalian induk sebesar Rp. 50.000,- ditambah jasa sebesar 1,5 persen, sehingga pengembalian modal usaha sebesar Rp. 57.000,-/Bulannya, jasa pengembalian diperuntukkan untuk membantu daftar tunggu, inilah yang dikatakan ekonomi bergulir”, terang Lirmanaini.
Dilanjutkan, dalam proses pengembalian tentu akan ada tunggakan dari para anggota yang menerimanya, untuk menjaga kelancaran dalam pengembalian UPK setempat berusaha menjaga keseimbangan agar pengembalian tidak tertunda.
“UPK yang menginisiatif bagi anggota yang telat membayar setiap bulannya, jika keterlambatan terjadi maka akan berpengaruh kepada kelanjutan program ini, bisa saja dihentikan oleh pihak PNPM MPk, dan jika pembayaran berlangsung secara terus menerus, hal ini akan menjadi pertimbangan bagi mereka untuk menambah modal ditahun-tahun berikutnya”, ujarnya.
Isma, salah seorang penerima manfaat yang memanfaatkan modal sebagai tambahan usahanya dalam berdagang di kios miliknya mengungkapkan, manfaat yang diterimanya dari ekonomi bergulir ini sangatlah positif. Selain dapat menambah barang dagangannya melalui tambahan modal, Isma juga dapat memperbesar kios miliknya.
“Ini sangat positif, dan saya berusaha agar pengembalian tepat waktu, sehingga ditahun-tahun berikutnya penambahan modal akan segera terwujud, dan usaha saya akan semakin besar”, harap Isma.
Hal senada juga diungkapkan penerima manfaat lainnya, Rosnida yang memiliki usaha isi ulang pulsa elektronik, menurutnya modal yang diberikan tahap pertama ini relatif kecil.
“Kami menyadari tahap awal ini modalnya relatif kecil, pun demikian kami akan tetap berusaha mengembalikan modal tepat waktu, dan berharap tahun depan modal yang diberikan jumlahnya meningkat”, harapnya lagi.
Secara terpisah, senior fasilitator tim 35 PNPM Mandiri Perkotaan Kabupaten Aceh Tengah Zuhaili menjelaskan, penambahan modal dapat diberikan kepada penerima manfaat apabila pengembalian dari dana modal usaha yang digulirkan kepada masyarakat dikembalikan tepat waktu.
“Hal ini diperuntukkan untuk membangun kepercayaan kepada masyarakat terlebih dahulu, dan ini kan masih tahap awal pemberian modal itu”, jelas Zuhaili.
Ditambahkannya, jika terjadi kemacetan dalam pembayaran maka bisa saja daerah tersebut maka pihak PNPM akan mempertimbangankan bantuan selanjutnya kepada daerah itu.
“Itu sebabnya, UPK yang harus berperan aktif mengambil inisiatif dalam menanggulangi kemacetan dalam pembayaran, sehingga program ini terus dapat bergulir kepada masyarakat”, pungkas Zuhaili.
Asisten Kota Aceh Tengah, Wijaya Setiadi, menjelaskan hingga saat ini, program Ekonomi Bergulir ditengah masayarakat saat ini tergolong bagus, dan pihaknya akan mengajukan penambahan modal usaha ditahun-tahun berikutnya melalui proses channeling ke instansi-instansi terkait.
“Kita akan mengusahakan penambahan modal, asal masyarakat meningkatkan pengembaliannya, sehingga tercipta kepercayaan, dan penambahan modal pun segera terwujud”, ujar Wijaya. (Darmawan Masri)