Takengen | Lintas Gayo – Kontingen Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Aceh Tengah akhirnya tiba Takengon, Rabu 27 Juni 2012 sore menyusul terjadinya kericuhan yang berujung pembakaran puluhan kenderaan roda dua di komplek anjungan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) Aceh Banda Aceh.
Kondisi tidak memungkinkan dan tidak adanya jaminan keamanan dari panitia pelaksana POPDA XII Banda Aceh di pemondokan Kontingen Aceh Tengah yang menjurus akan mengancam keselamatan atlit dan kepulangan rombongan kontingen Aceh Tengah dini hari Rabu 27 Juni 2012 bergegas pulang disertai pengamanan dari pihak keamanan sampai ke Kaputaten Pidie Jaya.
BupatiAceh Tengah, Ir. Mohd Tanwier didampingi Dandim 0106 Aceh Tengah, Letkol. Inf. Sarwoyadhi serta Sekretaris Daerah Drs. Taufik,MM menerima rombongan di Gedung Ummi untuk mendengarkan penjelasan dari Drs. Ishak selaku ketua harian Kontingen POPDA Aceh Tengah tentang kronologi hingga mengambil keputusaan untuk memulangkan kontingen Aceh Tengah.
Dalam penjelasanya, Drs. Ishak menjelaskan kondisi keamanan yang tidak kondusif mengakibatkan kontingen Aceh Tengah harus dipulangkan. “Lebih baik menyelamatkan nyawa terlebih dahulu dari pada mengharap medali Emas, keputusan ini harus diambil dikarnakan pertimbangan keamanan yang kurang memungkinkan untuk tetap tinggal di pemondokan,” kata Ishak yang merupakan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh Tengah.
Sementara itu Bupati Aceh Tengah Ir. Mohd. Tanwer, MM dalam awal sambutannya sempat terhenti sejenak dikarenakan merasa sedih dan terlihat meneteskan air mata, mengatakan merasa bangga terhadap atlit yang ikut serta dikarenakan dapat menjaga disiplin sehingga tekanan – tekanan yang dirasakan yang kami tidak ikut serta biasa dapat di atasi.
“Kalian memang bukan juara di Banda Aceh tetapi kalian Juara di Aceh Tengah ini, dikarenakan kalian telah menyikapi dan meyetujui keputusan yang diambil oleh pemimpin kalian,” hibur Bupati.
Diakhir sambutanya akan benjanji meneruskan permasalahan ini baik secara administratif serta koordinasi dengan sesepuh masyarakat Gayo Di Banda Aceh agar jangan ada perpecahan dan pertikaian sesama saudara, satu Negara satu daerah dan satu Aceh. (Zan.KG/red.03)