KEHADIRAN serombongan pejabat penting dari Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah di Yogyakarta, 4 Agustus 2012 lalu atas undangan keluarga besar Ikatan Pelajar Pemuda dan Mahasiswa Lut Tawar Yogyakarta (IPEMAH LUTYO) bekerjasama dengan Asrama Lut Tawar (ALT) Yogyakarta disambut hangat oleh ratusan Urang Gayo yang ada di kota tersebut.
Turut dalam rombongan dari Aceh Tengah diantaranya Penjabat Bupati, Ir. Mohd. Tanwier, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK), M. Nazar, Sekretaris Daerah, Drs. H. M. Taufik, MM dan Kapolres Dicky Sondani. Sementara dari Bener Meriah hadir Sekretaris Daerah yang juga Kabag Ortala, Drs. T Islah.
Dijelaskan ketua panitia pertemuan silaturrahmi tersebut, Al Fancy acara ini sebenarnya sudah lama sekali didambakan oleh kami perantau yang berada di Yogyakarta. “Pejabat dataran tinggi Gayo terakhir kali datang menjenguk kami pada tahun 2006 dan itu juga hanya dihadiri oleh para kepala dinas saja di sela-sela waktu mereka study banding ke Yogyakarta, dan setelah itu tidak pernah lagi,” kata Al Fancy.
Tujuan pertemuan selain bersilaturrahmi, menurut Al Fancy adalah menyampaikan beberapa aspirasi baik itu terkait permasalahan yang ada di daerah Gayo maupun permasalahan pengelolaan Asrama Lut Tawar Yogyakarta.
Diantara aspirasi yang berkembang diantaranya ialah peralihan pengelolaan Asrama Lut Tawar dari Yayasan Lut Tawar ke Pemerintah Daerah kedua kabupaten, dan juga rencana pengadaan asrama putri untuk mahasiswi yang berasal dari kedua kabupaten, mengingat semakin tahun mahasiswi yang berasal dari kedua kabupaten yang belajar ke Yogyakarta semakin meningkat, untuk saat ini saja jumlah mahasiswi sudah mencapai 38 persen dari jumlah keseluruhan mahasiswa Gayo.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Aceh Tengah Ir. Mohd Tanwier, MM mengatakan bahwa ide ini juga sebenarnya sudah muncul lama, cuma mungkin karena komunikasi yang jarang sehingga tidak ada ruang komunikasi antara pemerintah daerah dan mahasiswa Yogyakarta.
Dia berharap kedepan kalau bisa semua asrama mahasiswa Gayo yang ada di seluruh Indonesia bisa dikembalikan ke Pemerintah Daerah baik itu Aceh Tengah maupun Bener Meriah karena dengan demikian akan menjadi aset pemerintah daerah yang ada di luar kota dan juga sebagai upaya untuk membina generasi muda Gayo dengan mengaggarkan biaya pertahunnya untuk asrama.
“Kalau masih berstatus yayasan mahasiswa hanya bisa mengajukan proposal setiap tahun/kegiatan ke Pemda dan itu sangat kecil kemungkinan untuk bisa dicairkan sebagaimana yang diharapkan karena belum dianggarkan di APBD,” kata Tanwier seraya mempersilahkan para mahasiswa berembuk dengan pengurus yayasan supaya kedepan tidak terjadi sengketa antara pemerintah daerah dengan pihak yayasan. Pernyataan ini diamini wakil ketua DPRK Aceh Tengah, M Nazar.
Sementara dari Pemerintah Kabupaten Bener Meriah yang diwakili Sekda, T Islah menyatakan intinya sangat setuju dengan rencana ini. “Rencana ini sangat sejalan dengan program Bupati Bener Meriah dan wakilnya untuk memajukan generasi Gayo dimanapun berada. Salah satunya ialah dengan memperhatikan dan memfasilitasi tempat yang nyaman bagi mereka yang benar benar menuntut ilmu,” kata T Islah.
Kedepan kami akan segera koordinasikan aspirasi ini dengan duduk bareng antara pemerintah daerah di Gayo, bagaimana sistim pengelolaan aset di luar daerah tentunya sesuai prosedur yang ada, timpal T Islah.
Dalam kesempatan tersebut, selain mahasiswa Gayo Yogyakarta, acara ini juga dihadiri dari beberapa perwakilan mahasiswa Gayo yang ada di kota lain di pulau Jawa. (Syarifuddin AC/Red.03)