Puisi “Reraya” Fikar W. Eda

FIKAR W. EDA

Reraya

Kelem si basah
Sengkerat ulen i umuk-umuk
Netés doa kusemala
I deret
Kekanak munyéut rara

Lebaran

Malam yang basah
Sepotong bulan di ubun-ubun
Netes doa pada sajadah
Di luar
Anak-anak membakar api

A Religious Feast

a wetting night
A piece of the moon on the crown
dripping down on the prayer mat
at out
children fire burned

Kelem Re-4
(Ulak Pasa)

Kuyu pecah
I kiténi mesjid
Mumerlóti diri sesara
Sara
Ulen  mulintes jelas gere jelas
Birahi mugerépél
Maté

Malam Re-4
(Mudik Ramadhan)

Angin pecah
Di tangga masjid
Menelanjangi diri satu
Satu
Bulan semu berjalan
Birahi menggelepar
Mati

Night Re-4th
(Go back in Ramadhan)

breaking the  wind out
On the stepping stairs of the mosque up
Expose themselves to one
one
Quasi all of the month running
Deeping love of lust flounder
off


FIKAR W EDA
Lelaki kelahiran 1966 ini adalah salah seorang penyair nasional asal Aceh, banyak mengikuti kegiatan sastra dan tampil dieven-even nasional dan internasional. Ayah dari Siti Afra (Aman Afra), Zeta Renggali dan Tuah Takengon hasil dari pernikahannya dengan penggiat seni Musikalisasi Puisi dan pimpinan Sanggar Matahari Jakarta, Devi Komala Syahni.
Fikar W. Eda bergiat dalam dunia seni sejak masih di bangku SLTP di tanah kelahirannya Takengon. Selain sebagai seorang sastrawan penting, lelaki berambut ikal panjang ini juga berprofesi sebagai jurnalis di ibu kota negara. Sejumlah karya-karyanya tersebar disejumlah media dan buku antologi terbitan pusat dan daerah. Salah satu buku tunggalnya yang telah terbit dan cukup fenomenal adalah “Rencong” yang terbit pertama kali pada tahun 2003 oleh Kasuha dan telah mengalami beberapa kali cetak ulang.
Alumni Fakultas Pertanian Universitas Siyahkuala yang saat ini tengah menyelesaikan pascasarjananya di salah satu Intitut Kesenian, pada bulan Juni yang lalu sempat membuat sensasi sekaligus experimen pemetasan sastra modren dan seni tadisi di atas bus Trans Jakarta.

Puisi tiga bahasa (Gayo, Indonesia dan Inggris) ini adalah bagian dari isi buku Antologi Puisi PASA The Gayo Institute (TGI) 2012, dengan interpretator bahasa Joni MN dan Salman Yoga S.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.