Danau Laut Tawar dan Atraksi Alam

Oleh: Hammaddin*

BIASANYA laut pasti memiliki air yang rasanya Asin. Tapi lain dengan laut yang berada di Dataran Tinggi Tanoh Gayo yang bernama Laut Tawar. Danau ini tepatnya berada dipinggiran sebelah timur Kota Takengon yang luasnya ± 5.817 ha. Lebih khusus danau ini posisinya berada dilembah yang dikelilingi oleh deretan pengunungan. Pemandangan  yang indah. Airnya bening, sesekali terliat riakan gerakan ikan. Belum lagi saat kabut tipis turun saat matahari mulai kembali keperaduannya, membuat suasana alam kian terasa seperti kita berada di daerah eropa pedalaman dengan latar belakang hutan pinusnya.

Legenda Danau Laut Tawar

Ada beberapa versi cerita yang berkaitan dengan asal musal keberadaan danau ini. Pertama; bahwa danau  ini berasal dari kawah gunung berapi purba. Hal ini ditandai lerang danau sebelah selatannya dengan kondisi terjal yang berwarna hitam. Konon ceritanya warna hitam itu berasal dari asap pembakaran yang bahan bakarnya adalah batu-batuan.Kedua; Turunnya sebahagian kunstruktur tanah yang berada daerah tersebut jutaan tahun yang lalu. Ketiga;  berhubungan dengan legenda Putri Pukes (baca : kisah seorang putri yang tidak bisa mentaati pesan ibundanya). Ketika putri pukes menoleh kebelakang, petir menyambar, badaipun datang diiringi dengan turunnya hujan tujuh hari tujuh malam tiada hentinya yang akhirnya membentuk sebuah kubangan air. Keempat; berhubungan dengan cerita yang berkembang di masyarakat (baca: turun baba-Istilah bahasa Gayo) tentang kisah seseorang yang bernama Unok, yang diperintahkan oleh Nabi Ibrahim untuk mencari kayu yang besar untuk mendirikan Ka’bah. Dia menemukan kayu tersebut tumbuh di dataran tinggi tanoh Gayo dan mencabutnya. Bekas cabutan kayu tersebutlah membentuk kubangan air yang sekarang dinamakan danau Laut Tawar.

Atraksi Alam

Bila kita berkunjung ke kota yang dijuluki Negeri Antara itu terasa tidak afdal kalau tidak menikmati atraksi alam yang terjadi, yaitu  Sunset dan Sunrise yang sangat menarik. Tak boleh dilewatkan bila kita telah menginjakkan kaki di kota dinginya Aceh itu.

Sunset

Menikmati sore dengan lambayan daun-daun pinus dan kopi, ditambah canda burung dipuncuk pepohonan tinggi. Begitu mentari menyentuh bibir langit, pantai timur danau Laut Tawar seolah-olah tersihir. Matahari menyisakan warna magenta di gerumbulan awan. Ketika gelap perlahan menutup danau dengan kelambu malamnya.

Menikmati suasana sunset di sekitar danau Laut Tawar lebih bermakna transendental. Saat mentari mengecup horizon, cahayanya seolah-olah masuk kedalam tubuh. Mungkin karena kita berada diperut pengunungan gugusan Bukit Barisan.

Begitu sang surya menyelami kaki langit, gelap cepat menyergap. Dingin mulai bersahabat dengan tubuh. Ada kesan megic mengintari tubuh kita.

Sunrise

Danau ini tidak hanya memiliki senja (Sunset ) tapi juga menjadi memiliki fajar (Sunrise) yang menjadi keindahan yang tak terlupakan. Dan pemandangan yang terlihat hanya kabut tipis membalut perbukitan di sekitar danau tersebut. Setelah lama terpuruk dalam selimut. Pukul 06.00 waktu kota Takengon, hari baru mulai akan terang. Ufuk timur masih berupa kabut putih dibalik puncak-puncak perbukitan.

Tiba-tiba, seberkas cahaya jingga menyemburat dari perut langit. Bagai dikomando, belasan, puluhan, bahkan mungkin ratusan ayam jago berkokok bersahutan. Seluruhnya menghadap ufuk timur. Inilah mungkin salah satu upacara ritual nyanyian pagi menyambut sang mentari yang akan menerangi jagat raya ini. Aneh, tapi itulah kekuasaan Allah swt. Para unggas berhenti berceloteh. Berganti semilir angin gunung yang sejuk mencekram tulang.

Ketika sang sinar obor alam semesta menjilatkan cahaya pertamanya dipucuk-pucuk pepohonan. Hamparan bumi kota Takengon mulai tergugah. Di kejauhan, danau Laut Tawar mulai tampak bersatu dengan kaki gunung.

Saat mata mulai memandang berkeliling, danau Laut Tawar terlihat mendidih berasap, dengan dilatar belakangi gunung kepala naga (Gunung Birah Panyang). Ah… benar-benar seperti kembaran hamparan dataran Eropa di musim semi. Mentari akan selalu datang dengan perasaan yang selalu berbeda di dataran tinggi tanoh Gayo.

Penutup

Melihat kenyataan sajian alam danau Laut Tawar yang terjadi, ditambah dengan keindahan panorama alam yang mengelilinginya. Maka cukup pantas kita menyebutnya dengan kata-kata Indah. Hal ini merupakan modal besar dan mempunyai potensi cemerlang di masa yang akan datang, bila dikelola olah tangan-tangan profesional, terutama dalam hal kepariwisataan.

Hal tersebut merupakan aset dan mempunyai nilai ekonomis yang menggiurkan untuk kota Takengon pada khususnya. Dan bisa menjadi salah satu andalan untuk objek wisata alam yang mempunyai daya tarik tersendiri karena keunikannya untuk dijadikan salah satu objek kunjungan wisata di Aceh dalam rangka menyukseskan Visit Aceh 2013 yang akan datang.(madin73[at]ymail.com)

*Antropolog dan Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) FISIP UGP-Takengon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments

  1. seandainya jalan by pass samar kilang terwujud, maka samar kilang – kp.lane – bintang lut akan dekat. Jadi klo saya sedang bertugas di samarkilang ke danau laut tawar bisa lebih dekat. he…he….

  2. Betul keoya ?????? Denem niate kenake ulak, muninget kin masa silalu orum anan nik perahu i kelitu…Salam kin sudere bewenen…nguk kin bahan ku cerite orum pong2 iranto…..