Takengon | Lintas Gayo – Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan Danau Lut Tawar (DLT) dinilai masih cukup rendah. Sejumlah wisatawan kecewa dan miris melihat kondisi danau berpenghuni ikan endemik, Depik (Rasbora Tawarensis) tersebut.Seperti dinyatakan salah seorang warga asal Kabupaten Bener Meriah, Kurnia Jamil, Senin 27 Agustus 2012.
“Kondisi danau Lut Tawar seperti TPS (Tempat Pembuangan Sampah-red), tidak terawat dan tidak bertuan, kasihan sekali,” kata Kurnia Jamil miris. Dia mengaku berwisata ke DLT, Minggu (26/8) kemarin.
Menurutnya objek-objek wisata di seputaran DLT tersebut tidak terawat, kotor dan tidak memuaskan. Dia menyarankan objek wisata di Takengon perlu di beri fasilitas yang cukup memadai, seperti tempat pembuangan sampah (TPS), MCK, mushola, shelter dan lain-lain agar wisatawan yang datang merasa puas.
“Nge lagu ton penekaren Lut Tawar te ni, nge pelen sampah ari ujung ku ujung” (seperti tempat pembuangan sampah DLT kita ini, hanya ada sampah dari ujung ke ujung),” kata Kurnia dalam bahasa Gayo.
Dia berharap Pemerintah setempat bisa memberi perhatian lebih terhadap masalah ini, disamping dalam pengelolaan pariwisata juga dalam melestarikan DLT. (Enal Oteh/Red.03)
sampahmu tanggung jawabmu …gere sampah pe ku pemerintah nuruse ,,kati sedien pemerintah ton ya kati kone le tekar sampah ,,ini geh masyarakat pe ta sana si tekar ku pinggir2 ya…kona ku sampah ya pemerintah kenak nuruse kona pemagen ya ara ke bagi ku pemerintah…
assalamualaikum wr wb …parah lagi di kec.silih nara …kegere salah i awah ni anggkup ho le…nampa e gere cocok i lestarin ken penekaren sampah ya…