Batam | Lintas Gayo – Orang Gayo memiliki adat istiadat tersendiri yang membedakannya dengan suku lainnya di Indonesia. “Karenanya, siapa pun yang datang ke Gayo perlu menghargai adat istiadat masyarakat setempat,” kata salah satu pemerhati seni Gayo, Ali Jenah, Rabu (29/8/2012).
Dengan demikian, sebutnya, mereka tidak akan “menabrak” dan melanggar norma-norma yang ada di sana. “Di sana, ada budaya sumang dan kemali,” katanya.
Karenanya, sarannya, dokumentasi tertulis Gayo perlu diperbanyak. Akibatnya, siapa pun yang datang ke Gayo bisa mempelajari Gayo dari naskah-naskah tertulis yang ada. Termasuk, pejabat-pejabat yang ditempatkan di tanoh Gayo.
Laki-laki yang biasanya meniup seruling Gayo ini mengaku masih terbatasnya buku-buku Gayo. “Masih banyak sisi Gayo yang mesti ditulis. Secara teknis, saya siap mendistribusikan buku-buku itu di institusi saya. Lebih khusus, kepada yang non-Gayo. Jadi, mereka bisa belajar lebih banyak soal Gayo,” tandasnya. (Yus)