SAMAR KILANG merupakan daerah yang paling pinggir di Kabupaten Baner Meriah berbatasan langsung dengan 4 kabupaten, yaitu Kabupaten Aceh Tengah, Birueun, Aceh Utara, dan Kabupaten Aceh Timur di Provinsi Aceh.
Letaknya sangat strategis dan masih asri, yang jauh dari kebisingan kota. Peradaban masyarakat Samar Kilang masih menjunjung tinggi adat dan istiadat dari nenek moyang terdahulu. Perkampungan samar kilang berada di dalam kawasan Leuser, dari segi potensi alamnya sangatlah kaya, memungkinkan menjadi aset dan devisa bagi kabupaten Bener Meriah. Kekayaan alam yang masih asli, menjadikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat kota.
Sumber daya alam di Samar Kilang sangatlah menjanjikan di masa mendatang. Hal ini pula membawa dampak yang sangat besar bagi masyarakat dan kultur budaya di Samar Kilang. Selama ini cara bertani dan berkebun masyarakat Samar Kilang masih secara tradisional. Cara berternak pun tanpa memakai kandang, ternak dilepas liar begitu saja. Pakan ternak tidak ragu kehabisan, karena banyak aneka tumbuhan pakan ternak yang bisa dikomsumsi oleh ternak – ternak di Samar Kilang.
Aneka flora dan fauna yang begitu banyak jenisnya. Menambah koleksi jenis tumbuhan di hutan tropis kawasan Lauser yang menjadi paru–paru dunia sebagai penyumbang oksigen. Panoramanya yang begitu indah membuat masyarakat kota berdatangan ke Samar Kilang. Sekedar berkunjung ke tempat sanak saudara untuk bersilaturrahmi, atau rekreasi sambil memancing.
Kedatangan kaum perkotaan ini jelas membawa dampak bagi budaya dan adat tradisi masyarakat Samar Kilang. Perubahan–perubahan tersebut lambat laun membawa pengaruh. Dimana, yang tadinya segala sesuatu dikerjakan bersama-sama akan menjadi masyarakat indiviualisme. Etika sopan santun yang selama ini dijunjung tinggi mulai pudar saat masyarakat perkotaan membawa kecanggihan teknologi, seperti teve berparabola, aneka HP yang berkamera dan winamp musik, sehingga amanah dan nasehat orang tua dihiraukan. Karena asyik menonton teve dan mendengar musik. Tidak ada lagi anak-anak dengan patuhnya membantu orang tua mencuci piring, mencuci pakaian di sungai maupun membantu masak bagi anak perempuan.
Para kaum perkotaan mulai melirik lingkungan alam sekitarnya. Dengan mudahnya masyarakat Samar Kilang menjual tanah perkebunan dengan alasan perekonomian keluarga. Eksploitasi lingkungan pun terjadi, pohon–pohon ditebang, perambahan hutan secara serentak dimulai. Tanpa adanya daur ulang dari penebangan pohon hutan, pembakaran dari sisa yang ditebang merajalela. Mengganggu ekosistem kawasan Lauser, yang dulunya sangat asri dan sejuk kini menjadi gersang dan penuh dengan karbon dioksida. Dengan dalih membuat perkebunan, masyarakat perkotaan memanen secara instan tanpa mengikuti musim. Penggunaan pupuk pun secara kolosal tanpa memikirkan kerusakan ekosistem.
Sungai tanpa disadari tercemar, akibat resapan cairan pupuk pertanian mengalir ke sungai. Ciri khas ikan Samar Kilang, ikan kerling (sejenis Gabus) pun perlahan mulai punah. Pencarian ikan untuk kebutuhan sehari-hari mulai dirasakan sulit untuk dijala atau dipancing. Ternak pun mulai sakit–sakitan, akibat pakan ternak tercemar racun dari limbah pupuk.
Disamping itu pula pihak pemerintahan membangun infrastruktur demi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat Samar Kilang. Tanpa memikirkan kesiapan SDM putra daerah asli Samar Kilang. Sekolah, fasilitas kesehatan dan infra struktur lainnya dibangun, sedangkan penugasan tenaga personil pemerintahan berasal dari luar Samar Kilang. Tanpa disadari masyarakat Samar Kilang hanya sebagai penonton, dengan latar belakang pendidikan yang jauh tertinggal oleh masyarakat perkotaan. Hal inilah menjadikan masyarakat Samar Kilang tidak termotivasi untuk mampu bersaing dan merasa minder.
Pembenahan Pendidikan
Perhatian pemerintah dari pembangunan infrastruktur sangatlah dinantikan. Untuk membawa perubahan–perubahan bagi kesejahteraan masyarakat. Namun perlu juga diperhatikan sumber daya manusianya. Pendidikan bagi masyarakat samar kilang sangatlah penting, agar terhindar dari kebodohan dan ketertinggalan. Pola pikir masyarakat perlu dirubah. Para pendidik, petugas kesehatan maupun pegawai pemerintahan haruslah tetap eksis.
Untuk menciptakan SDM masyarakat Samar Kilang, Pemkab Bener Meriah harus menggalakkan pola wajib belajar 12 tahun. Dengan kemudahan pemberian bea siswa atau setelah tamat SMA di kuliahkan dan di beri biaya gratis oleh pemkab dengan anggaran yang ada.
Kesejahteraan tenaga pengajarnya pun diperhatikan, dengan pemberian tunjangan khusus terpencil untuk semua guru yang bertugas. Tanpa memilih siapa dan dimana gurunya. Perekrutan tenaga pengajar harus sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan masyarakat, bukan asal-asalan menempatkan guru bertugas di Samar Kilang. Yang akhirnya guru tersebut pindah tugas.
Akibat tidak betahnya guru membuat pendidikan di Samar Kilang terhambat dan tertinggal. Sekarang tugas pemkab. Bener Meriah, bagaimana mengupayakan agar guru yang bertugas di samar kilang dapat betah dan eksis untuk mengajarkan anak – anak menjadi pandai. Seandainya program tersebut berjalan dan pola wajib belajar 12 tahun di galakkan. Mudah-mudahan masyarakat samar kilang dapat bersaing dan tidak tertinggal dengan masyarakat perkotaan.
Menanti Harapan.
Budaya yang selama ini terbelakang, akan maju jika pola pikir masyarakat sudah sejajar dengan kaum perkotaan. Dengan perhatian pemerintah di bidang pendidikan, menjadikan Samar Kilang tidak dikatakan terisolir lagi. Hal ini karena ditangani oleh putra–putri asli daerah Samar Kilang yang pintar setelah menyelesaikan sekolah atas bimbingan guru yang betah mengajar di Samar Kilang.
Tidak ada lagi masyarakat Samar Kilang yang menikah di usia dini. Pemikiran mulai maju, mampu bersaing, mengolah lingkungan sebagai mata pencarian yang sesuai aturan. Untuk kelangsungan hidup dimasa mendatang, yang bermanfaat bagi generasi anak cucu.(rudi_depeer[at]yahoo.co.id).
* Guru SMA Samar Kilang
Guru harus terus menulis, suarakan pengalaman yang kita jalani di tempat tugas…..Thingking Global and local action.
terima kasih buat Lintas Gayo, hingga penulisan ini ditayangkan. Insya Allah tulisan tentang Samar Kilang membuka mata kita, dan nantikan tulisan selanjutnya.