Takengon | Lintas Gayo – Aktor sekaligus penyair kawakan berdarah asli Gayo, Ibrahim Kadir menilai ide-ide sinetron yang ditayangkan di layar kaca (televisi-red) saat ini seperti kurang ide. Padahal, kekayaan khazanah budaya bangsa sangat banyak untuk dijadikan gagasan produksi sinetron atau film berkelas dan bernilai ekonomi yang sangat menjanjikan.
“Bayangkan jika kekayaan kebhinekaan Indonesia divisualkan, tidak akan habis-habis sampai kapanpun,” kata Ibrahim Kadir sosok Sang Penyair dalam film Tjoet Nya’ Dhien yang kesohor beberapa tahun silam itu kepada Jeremias Nyangoen dan kawan-kawan saat bersilaturrahmi kekediaman Ibrahim Kadir, di Kemili Takengon, Rabu 26 September 2012 malam.
Kehadiran Jery, panggilan akrab sang penulis naskah film Senandung di Atas Awan dan Serdadu Kembang ini ke Takengon untuk menyempurnakan naskah film drama yang sedang digarapnya tentang kehidupan masyarakat Gayo yang hidup mati dengan kopi Arabika.
kepada Jery dan kawan-kawan dicontohkan Ibrahim Kadir, dalam kisah romantika, budaya suku di Indonesia umumnya tidak etis jika langsung menyatakan “aku cinta padamu” kepada seseorang gadis atau pemuda. Namun dalam sinetron itu dipertunjukkan. Akibatnya nilai-nial luhur yang diajarkan nenek moyang kian luntur oleh kelakuan orang Indonesia sendiri.
Kepada insan perfilman di Indonesia, Ibrahim Kadir berharap jika menggarap film berlatar budaya Gayo atau suku lain di Indonesia jangan sampai melunturkan nilai-nilai luhur yang ada serta jangan mengada-ada.
“Pernah saya bilang sama Garin Nugroho, buatlah film seperti apa adanya jangan diberi pernak-pernik yang justru menghilangkan nilai keaslian suku bangsa. Namun justru pertajamlah sedetil-detilnya agar yang tersembunyi itu keluar kepermukaan,” kenang Ibrahim Kadir.
Kalian akan kaya dan sangat kaya dengan tampilkan realitas kita sendiri. Untuk apa masuk ke dunia orang lain, timpalnya. “Kita harusnya sangat malu kepada Malaysia. Dalam segala hal puluhan tahun kita tertinggal dari Malaysia,” ujar Ibrahim Kadir miris.
Seperti diberitakan Lintas Gayo bulan Juni 2012 silam, sebuah film drama akan digarap di Gayo. Film itu rencananya akan menceritakan keluarga petani kopi Gayo yang punya semangat hidup luar biasa dengan segala kekurangan fisik yang dimilikinya.
Untuk pemeran film ini nantinya, Jery memastikan akan melakukan casting di Gayo dan putra daerah sangat berpeluang untuk ikut berperan dalam film ini nantinya. (Kha A Zaghlul)