Adat Tidak Berjalan, Tingkat Perceraian Tinggi di Takengon

 

Lintas Gayo | Jakarta – Angka perceraian di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah terbilang tinggi dibanding daerah lain di Aceh. “Ada hubungan kurang diresapinya hukum adat perkawinan yang berlaku di Gayo dengan tingginya tingkat perceraian. Khususnya, yang ada di Takengon. Karena, adat tidak berjalan lagi,” simpul Ahyar, S.H., M.H., di Jakarta, Sabtu (29/9/2012)

Temuan itu, ungkapnya, terkait penelitian untuk kajian master dan keperluan tugas kantornya beberapa tahun silam di Takengon. “Saya sudah menuliskannya dalam sebuah buku. Lebih ke tata perkawinan masyarakat Gayo. Tapi, lebih didekati dari aspek hukumnya,” kata pegawai di Kementerian Hukum dan HAM itu.

Sayangnya, buku dimaksud masih belum rampung. Dengan demikian, masih belum terbit. “Saya berkomitmen untuk segera merampungkannya. Apalagi, setelah melihat banyaknya kasus perceraian di Takengon,” ujarnya. Di lain pihak, keinginan itu, sambungnya, didorong masih “miskinnya” dokumentasi kegayoan.

Paling tidak, buku tadi bisa menyelamatkan warisan leluhur. Lebih dari itu, diharapkan bisa menambah khasanah kekayaan sumber bacaan Gayo. Lebih khusus lagi, soal tata perwakinan masyarakat Gayo dari perspektif hukum (LG 06)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.