Bingung Bukan Awal Pengetahuan

*Jawaban atas tulisan Muhammad Erwin Dianto

Oleh: Wen Rahman*

SETIAP orang memiliki hak untuk mengeluarkan opini baik secara lisan maupun tulisan. Namun tidak semua hasil pikiran setiap manusia bisa menjadi konsumsi publik, terlebih, bila membicarakan/berpendapat tentang pihak lain atau membahas sesuatu yang sifatnya pengetahuan umum.

Pun, tulisan seorang mahasiswa jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). Beliau menulis dengan judul Bingung adalah Awal Mula Pengetahuan, yang kemudian diterbitkan oleh media Lintas Gayo pada hari Rabu (3/10/2012).

Menurut penulis, tulisan tersebut setidaknya bisa lebih dipertimbangkan. Erwin Dianto yang juga mahasiswa, setidaknya pernah mendapatkan MKDU (Mata Kuliah Dasar Umum), filsafat umum atau filsafat ilmu, yang diajarkan pada mahasiswa tingkat awal di jenjang S1 bahkan S2, sebelum diajarkan konsentrasi kuliah yang diambil.

Pertama, dalam tulisan Erwin Dianto, mengambil analisa sederhana dengan mengangkat aktifitas di jejaring sosial dan juga mengulas kesuksesan Sir Isaac Newton (1643-1727 M) dalam menemukan teori gravitasi dari kejadian alam, dimana kedua kejadian tersebut tidak dapat dikorelasikan.

Kedua, Erwin Dianto membuat pernyataan yang butuh pembuktian (penelitian) kalaupun dibenarkan. Karena bingung bukan lah milik seseorang atau kelompok. “bingung sangatlah identik dengan pelajar atau mahasiswa,” tulisnya dengan klaim sepihak, dinilai akan merugikan.

Ketiga, saran untuk mengembangkan potensi sangat tepat, namun tidak harus seperti Isaac Newton. Pengalaman Isaac dengan apelnya dikatakan dalam tulisan tersebut diawali dengan kebingunggan. “Dengan kening berkerut serta kebingungan ia tetap fokus mengamati apel yang jatuh,” tulis Erwin, menceritakan kisah Isaac, yang diakhir tulisan menyimpulkan bingung awal ilmu pengetahuan.

Sebelum disimpulkan, lebih baik kita mengetahui arti katanya. Bingung adalah kata adjective yang berarti: 1. hilang akal (tidak tahu yg harus dilakukan); 2. tidak tahu arah (mana barat mana timur dsb); 3. gugup tidak keruan; 4. bodoh; tolol: yg; 5. (merasa) kurang jelas (ttg sesuatu); kurang mengerti: (ww.artikata.com/arti-321993-bingung.html).

Ilmu pengetahuan memiliki ciri-ciri; objek kajian, memiliki metode, sistematis, universal, analitis, verifikatif. (http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-x-biologi/ciri-ilmu-pengetahuan/). Surajio (2007) mengutip beberapa pendapat ahli mengenai ciri ilmu pengetahuan antara lain: Menurut The Liang Gie (1987), ilmu pengetahuan dicirikan : Empiris, artinya pengetahuan diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan. Sistematis, artinya berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan yang teratur. Objektif, artinya ilmu pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi. Analitis, artinya pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya dan peranan dari bagian-bagian itu. Verifikatif, artinya dapat diperiksa kebenarannya oleh siapapun.

Tidak ingin mengulas lebih panjang tentang ilmu dan pengetahuan. Tapi dari ulasan singkat diatas, bagaimana kita bisa membenarkan tulisan saudara Erwin Dianto. Bagaimana kita bisa menyimpulan bingung sebagai awal ilmu pengetahuan, sedangkan arti katanya saja tidak ada korelasi dengan dengan ilmu dan pengetahuan?. Apakah ilmu pengetahuan itu diawali dengan hilang akal?, ilmu pengetahuan tidak terarah?, atau ilmu pengetahuan itu bodoh?.

Kembali ke MKDU. Seorang mahasiswa biasanya diberikan mata kuliah filsafat umum. Di sana akan dibahas beberapa cabang filsafat, awal mula filsafat dan sebagainya. Mahasiswa yang sedikit membaca buku-buku filsafat umum/dasar akan mengetahui bahwa ilmu pengethuan tidak hadir karena kebingungan. Karena dalam mata kuliah filsafat, akan membahas tentang hakikat kenyataan termasuk hakikat ilmu pengetahuan (Epistemologi).

Apa yang dialami Isaac Newton, bukanlah bigung.  Namun Isaac dalam proses filosofi. Sederhananya, filosofi berarti bertanya, namun memiliki tujuan hanya satu yaitu mencari kebenaran. Apabila Isaac Newton dalam keadaan bingung pada waktu itu, maka dia tidak akan memiliki tujuan untuk suatu kebenaran. Sesuai definisi kata bingung (kebingungan), maka pengalaman Isaac akan bertentangan dengan ilmu pengetahuan itu sendiri.

Penulis menyimpulkan, bingung bukanlah awal ilmu pengetahun. Ilmu pengetahuan diawali dengan proses filosofi. Filsafat akan mengiring kita pada pertanyaan-pertanyaan, selanjutnya berpendapat dan menghasilkan teori. Sebahagian pakar, menyatakan ilmu pengetahuan diawali dengan proses penelitian (kembali kepada ciri-ciri ilmu pengetahuan dari berbagai pakar).(wenrahman[at]ymail.com)

*Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Administrasi Pendidikan Unsyiah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments

  1. Mantaaaap. perlu sekali debat ilmiah seperti ini,lanjutkan, salut buat Rinente Erwin dan Rinente Rahman.kita butuh seperti ini,biar kita generasi gayo cepat matang intelektualnya.memang seperti inilah ilmu pengetahuan berkembang ada yang mengungkap ada yang membentah,menolak dan mendukung. terimakasih rinen Erwin dan Rinen Rahman kita butuh seperti ini,biasanya sebagian besar orang gayo malas (kiset) membahas seperti ini, kita biasanya lebih senang membicarakan yang praktis-praktis saja, lucu, dan simpel. rauang diskusi urang gayo sangat sedikit biasanya hanya pas dipenjegen ketika niruu,atau lagi berlongoh di wekef pas kehujanan. ampun serinen ike aku salah boh.