Menyoal Iklan Pelecehan TKI di Malaysia

Oleh: Muhamad Hamka*

MALAYSIA kembali menghentak nasionalisme Indonesia dengan perbuatan tercelanya. Kali ini negeri Jiran ini mengobok-obok kemanusiaan kita dengan iklan yang disebar lewat pamflet dan internet. Iklan biadab tersebut berisi perdagangan manusia (tenaga kerja) Indonesia.

Seperti yang diberitakan oleh situs berita nasional Okezone.com (29/10/2012), ā€œTenaga Kerja Indonesia (TKI) kembali dilecehkan. Selebaran berisi “Obral TKI” tersebar di jalanan Malaysia dalam dua pekan terakhir. Berikut isi selebaran berwarna putih itu. “Indonesian maids now on SALE!!!”. Artinya yakni pembantu Indonesia dijual.

Di bawahnya ditulis “Fast & Easy Application!! Now your housework and cooking come easy. You can rest and relax, Deposit only RM 3,500! Price RM 7,500 nett.” Di sisi kanan tulisan itu tampak ada tulisan diskon sebanyak 40 persen dan di sisi kiri ada gambar kartun yang menggambarkan pembantu rumah tangga. Bagi yang berminat, agen yang menyebar selebaran ini juga menyantumkan nomor telefon yang bisa dihubungi atas nama Rubini dengan nomor telefon 017.3394943/010.2617817/012.6245315.ā€

Kalau sebelumnya Indonesia kerap di lecehkan oleh pemerintah Malaysia dengan sikap arogansinya. Maka kali ini warga (perusahaan) tenaga kerja Malaysia yang berani melecehkan martabat warga NKRI. Tindakan ini tidak hanya melecehkan martabat Indonesia sebagai sebuah Negara, tapi juga melecehkan kemanusiaan yang notabene ajaran pokok semua agama, (terlebih Islam) dan kemanusiaan ini diakui oleh dunia sebagai prinsip universal dalam tata pergaulan dunia.

Tindakan biadab ini merefleksikan rendahnya posisi bangsa Indonesia di mata bangsa Malaysia. Tindakan ini menjustifikasi tindakan-tindakan tidak etis Malaysia selama ini. Mulai dari pencaplokan warisan budaya Indonesia, penyiksaan TKI, tindakan arogansi terhadap aparat Indonesia yang sedang berpatroli, dan sebagainya.

Tindakan biadab diatas menyadarkan kita bangsa Indonesia bahwa Indonesia tidak ada harganya di mata Malaysia. Sehingga tak heran kalau negeri Jiran memperlakukan warga NKRI tidak ada bedanya dengan benda yang di perdagangkan. Tindakan ini sangat ironis, mengingat Malaysia bukan hanya Negara tetangga tapi juga saudara serumpun (Melayu). Namun itulah kenyataanya. Boleh jadi, sikap Malaysia ini disebabkan oleh mandulnya kekuatan diplomasi Indonesia di mata Malaysia.

Harus Mereposisi

Untuk itu, Indonesia harus berani keluar dari ā€œzona nyamanā€ dalam hubungannya dengan Malaysia. Pemerintah Indonesia harus meroposisi hubungannya dengan Malaysia. Di akui atau tidak, posisi tawar Indonesia sebetulnya sangat tinggi dibanding Malaysia dalam persoalan TKI ini. Karena bagaimanapun sektor industri yang merupakan penopang perekonomian negeri Jiran akan menjadi lumpuh tanpa tenaga kerja Indonesia (TKI). Namun, pemerintah tidak berani melakukan terobosan yang sifatnya jangka panjang.

Di sinilah kelemahahan pemerintah Indonesia. Pemerintah negeri ini hanya memikirkan devisa Negara, tanpa memerhatikan harkat dan martabat pahlawan devisa tersebut. Oleh karena itu, kita membutuhkan pengorbanan politik (political sacrifice) pemimpin Republik ini untuk mengambil langkah-langkah tak populer tapi populis untuk kesejahteraan dan martabat TKI.(for_h4mk4[at]yahoo.co.id)

*Analis Sosial & Politik Hamka Kupang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.