Dewan Pers : Etika akan Membuat Wartawan Terhormat dan Bermartabat

Banda Aceh | Lintas Gayo – Wartawan harus tegas,  ber-etika dan berkarakter, agar persepsi negatif dari masyarakat berubah menjadi lebih positif. Hal ini diungkapkan Subekti Nugroho dari Dewan Pers, pada seminar sehari Jurnalisme berspektif Lingkungan, di Banda Aceh Selasa (27/11/2012).

Karena tugas wartawan adalah sangat mulia, lanjut Subekti, oleh karena itu wartwan harus  beretika, dengan etika yang baik akan menjadikan  wartawan lebih terhormat dan bermartabat, ini semua karena wartawan merupakan penyambung lidah rakyat sekaligus kontrol sosial dan terlebih lagi adalah pekerjaan tersebut  amanah. Oleh karena itu wartawan harus tegas, jujur dan punya sikap.

Apalagi sekarang ini wartawan juga tidak bisa bekerja seenaknya, kompetensi wartawan itu wajib ada. Setiap wartawan harus-harus benar-benar menjalankan profesinya sesuai dengan aturan dan Kode etik Jurnalistik, sehingga wartwan benar-benar profesional dalam menjalankan tugas kewartawanannya.

Sebelumnya Redpel Serambi Indonesia, Yarmen dinamika, juga mengatakan bahwa, jurnalis juga harus punya wawasan kearifan lokal dibidang lingkungan hidup, karena itu menjadi sumber berita yang layak dan patut diangkat kepermukaan. Aceh dengan berbagai  berbagai adat dan budayanya, dapat menjadikan wartawan lebh bisa berwawasan lingkungan.

Ada banyak hal yang harus diperhatikan jika seorang wartwan ingin menulis tentang lingkungan. Karena sebagai sebuah bekas kerajaan yang berdaulat penuh sejak 1511-1903, hingga kini Aceh memiliki beberapa aturan tradisional dalam pemanfaatan sumber daya untuk kemaslahatan rakyatnya, mencakup: Konvensi  untuk wilayah hutan (seuneubok), Konvensi untuk zona pertanian (keujruen blang), Konvensi untuk wilayah pesisir (adat laot).

Dalam perspektif adat Aceh, hutan dikuasai dan dimanfaatkan bersama oleh warga masyarakat kemukiman. Setiap warga dapat menebang kayu sekadar untuk bahan perumahannya, mengambil hasil hutan sekadar untuk menunjang hidupnya, berburu binatang, dan mencari ikan di kawasan hutan.

Seminar tersebut diprakarsai Forum Jurnalis Perempuan Aceh bekerja sama dengan Dewan Pers, beberapa media lokal maupun Nasional. Hadir dalam seminar tersebut sebagai nara sumber dari Dari Dewan Pers Jakarta Majalah Gatra, dan Wartawan Kompas, Wartawan serambi Indonesia. Sementara itu pesertanya terdiri jurnalis perempuan dan wartawan berbagai media di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.(SP/Mc-Aceh/red.04)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.