Padangpanjang | Lintas Gayo – Memeriahkan Dies Natalis Institut Seni Indonesia Padangpanjang ke-47, mahasiswa jurusan Kriya Fakultas Seni Rupa dan Desain menggelar Lomba Cendramata yang bertemakan “Kriya Inovasi Berbasis Melayu Menuju Industri Kreatif”. Selain lomba, panitia juga menggelar pameran hasil dari perlombaan tersebut di Gedung Horiah Adam ISI Padangpanjang, Kamis (20/12/2012).
Berdasrkan keputasan dewan juri pada penutupan Dies Natalis, Jumat (21/12/2012), Rumah Adat Aceh Karya Nasral Yuzaili (Mahasiswa ISI asal Aceh) menjadi Juara Favorit. Kemudian Juara satu “Keagungan Riau” Perahu Melayu Karya Bayu Sahiran, Juara dua “Cakra Donya” Karya Teuku Azizi, dan Juara tiga masih diraih oleh Nasral Yuzaili “Rumoh Aceh”.
Peserta yang mengikuti lomba cendramata berjumlah 40 mahasiswa Jurusan Seni Kriya. Bentuk karya-karya yang dihasilkan berupa artefak, alat transportasi, alat rumah tangga, senjata tradisional, Rumah adat, dan sebagainya. Ansar Salihin Ketua Panitia Cendramata menyebutkan semua karya yang dipamerkan hari ini adalah karya yang berangkat dari budaya Melayu.
Ansar menambahkan karya yang dipamerkan akan diberikan penilaian oleh dewan juri, kemudian setiap pengunjung juga akan memberikan penilaian terhadap karya untuk memilih karya Favorit. Tujuannya pemberian penilan dari pengunjung adalah untuk menentukan kelayakan minat masyarakat terhadap karya.
“Dewan juri lomba cendramata merupakan Dosen Jurusan Seni Kriya, terdiri dari Rahmat Washington,S.Sn,M.Sn, Khoza Inul Asrar, S.Pd, dan Nofi Rahmanita, S.Sn,M.Sn,” tambahnya.
Sesuai dengan Visi ISI Padangpanjang “Mewujudkan Seniman dan Ilmuan Melayu Berjaya” pada kesempatan ini mahasiswa berusaha mewujudkan visi tersebut melalui karyanya.
Lomba ini merupakan salah satu pengabdian Perguruan Tinggi budaya yang tertinggal. Karya yang dipamerkan merupakan identitas budaya melayu baik diwujudkan dalam bentuk aslinya maupun dalam bentuk simbol-simbol Budaya Melayu.
Erizal Dekan Fakultas Seni Rupa Desain ISI Padangpanjang mengungkapkan karya yang diperlombakan pada pameran ini merupakan identitas Budaya Melayu, baik dalam karya Ekpresi maupun Fungsional.
Sementara itu Martarossa, S.Sn,M.Sn Pembantu Rektor III ISI Padangpanjang mengatakan semoga dengan acara seperti ini dapat meningkatkan kemampuan dan kreatifitas mahasiswa dalam berkarya. Menciptakan karya yang berangkat dari budaya tradisi tidak semudah menciptkan secara modern.
“Pencita karya harus melakukan risert terlebih dahulu terhadap budaya yang akan dijadikan sebagai karya seni,” tuturnya.(SP/Awaluddin Ishak/red.04)