Banda Aceh | Lintas Gayo – Peluang partai politik nasional atau Parnas untuk menang pada Pemilu 2014 mendatang semakin besar. Baik di pemilihan legeslatif tingkat kabupaten/kota maupun provinsi Aceh.
Hal itu disampaikan oleh Aryos Nivada, Dosen Fakultas Ilmu Sosial politik (FISIP) Universitas Al-Muslim (Unimus) Bireuen melalui rilis yang diterima Lintas Gayo, Selasa, 1 Januari 2013. Penilaiannya, hal ini disebabkan kondisi keamanan Aceh semakin kondusif dan situasi politik juga kian stabil.
“Saat ini keinginan partai politik nasional menitipkan kadernya di lembaga legeslatif sangat kuat. Ini tidak terlepas dari kondisi keamanan dan suasana perpolitikan di Aceh yang stabil,” kata Aryos.
Menurut dia, beberapa pengaruh besar yang membawa keuntungan bagi parpol nasional yang ada di Aceh yaitu Aceh kaya sumber daya alam. Aceh juga kunci bagi Indonesia dalam menjaga Kesatuan Negara Republik Indonesia,” kata Konsultan Aceh Judicial Monitoring Institute (AJMI) ini.
Dipaparkan, partai nasional yang diperkirakan akan mendapat dukungan besar dari Partai Aceh untuk kepentingan Pemilu 2014 nanti yakni Gerindra, Golkar dan PAN. Dukungan itu pada level DPR RI. Faktor utamanya, ketiganya telah memberikan kontribusi bagi kemenangan kandidat yang diusung Partai Aceh pada Pilkada 2012.
“Pertanyaan sekarang tergantung bagaimana konsesus politik yang mampu dibangun ketiga partai tersebut”, ujar aktivis ACSTF ini bernada tanya.
Selain itu makin kuatnya ketiga partai tersebut kata dia lantaran ditahun 2012 sudah mulai melakukan investasi politik dalam memperluas kekuatan politiknya di masyarakat akar rumput serta dibarengi oleh kegiatan sosial.
Namun, kata dia, untuk situasi politik menjelang Pemilu 2014 dikhawatirkan terjadinya peningkatan kriminalitas disejumlah wilayah yang di Aceh di tahun 2013, karena dilatar belakangi oleh pertarungan politik tidak sehat dalam melebarkan sayapnya untuk mempengaruhi massa.
Menurut pengamatan Aryos, wilayah Aceh Timur, Aceh Utara, Bireuen akan sering mengalami ekskalasi kriminalitas yang meningkat. Hal ini berpeluang dikarenakan pengalaman tahun 2012 wilayah itu sering terjadi kriminalitas berdasarkan tracking media cetak.
“Ditambah dengan janji pemerintahan Zaini Abudullah dan Muzakir Manaf, yang hingga saat ini belum ada realisasi yang jelas menyangkut Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ditingkat kesejahteraan, masih terlihat ketimpangan di bidang ekonomi,”kata Aryos.
Selain itu Aryos memprediksikan pada tahun 2013 pemerintah Zaini-Muzakir akan terjerat dalam pusaran politik menjelang pemilu 2014, yang bisa berujung pada ketidak selarasan pembangunan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh.
Bukan hanya itu, kata Aryos kurang optimalnya menjalankan fungsi dan peran Satuan Perangkat Kerja Aceh (SKPA) dalam malayani masyarakat, hal ini disebabkan oleh sibuknya pemerintahan Zaini-Muzakir mempersiapkan logistik bagi kadernya yang akan bertarung di Pemilu 2014.
Solusi ditawarkan Aryos yakni, seluruh stakeholder baik dari pemerintah maupun non pemerintah bersama-sama menjaga situasi politik dan keamanan di tahun 2013. Caranya mengaktifkan membangun perencanaan berbasiskan keamanan lingkungan sekitar. Tentunya harus disinergiskan dengan agenda keamanan Polda Aceh. Selain itu harus ada kesadaran dari aktor politik untuk tidak memancing serta membuat skenario mengganggu stabilitas politik dan keamanan di Provinsi Aceh. (SP/red.3)