Takengon | Lintas Gayo – Salah seorang pemilik kuda sekaligus pelaku yang sudah lalang melintang dalam even pacuan kuda di Gayo memberikan tanggapan terkait sejumlah moderenisasi aturan teknis perlombaan yang merupakan hiburan rakyat Gayo tersebut.
M. Nasir aman Ati, sejak tahun 1969 telah ikut berpartisipasi dengan berbagai prestasi di Pacuan Kuda Tradisional Gayo ini, mengaku merasa risih dengan segala jenis modernisasi tersebut.
“Dengan aturan yang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu, saya khawatir akan tidak ada lagi kuda lokal yang akan bisa berpacu, dan unsur pacuan kuda tradisonal Gayo yang kita damba-dambakan sejak dulu perlahan akan hilang”, kata aman Ati yang dijumpai Lintas Gayo dalam sesi latihan pacuan kuda di lapangan Belang Bebangka, Minggu (27/01/2012).
Dilanjutkannya, unsur tradisional dalam pacuan kuda merupakan daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang ingin menonton pacuan kuda baik bagi kalangan rakyat Gayo sendiri maupun dari daerah luar.
“Karena keunikan tradisional inilah, orang luar mau menonton pacuan kuda kita, jika pacuan kuda modern saya kira di Eropa lebih heboh dibandingkan daerah kita, dari dulu kita hanya mengandalkan pacuan kuda tradisional, jadi sayang kalau ini hilang”, kata pemilik kuda yang pernah menjadi Beker (sebutan gelar juara bagi kuda pacu) ditahun 1970-an dengan nama kuda Anak Desa ini.
Ditambahkannya, meskipun modernisasi perlombaan itu perlu, namun unsur tradisional jangan dihilangkan, apalagi event pacuan kuda sudah dua kali diselenggarakan dalam setahun.
“Kan kita bisa buat dua kejuaraan yang berbeda, pacuan kuda juga dalam setahun sudah dua kali diselenggarakan, seharusnya dipisahkan antara jenis pacuan kuda yang sudah modern (menggunakan pelana, Starting Gate, dan lain-lain), dan pacuan kuda tradisional yang sudah lama mengakar di Gayo”, usul aman Ati.
Amatan Lintas Gayo, hari ini sudah mulai diperkenalkan fasilitas modern yang dinamakan Starting Gate, yakni peralatan untuk melakukan start pacuan kuda terbuat dari besi. (Darmawan Masri/Red.03)
ya betul, apa yang dikatakan p.ati ne. perayaan pacu kude si ara itkn memamng beda dgn yang lain
pertama beda ari cara lombanya, para joki tidak memakai alat keamanan diri.dan peralatan lain
kedua beda cara melepaskan kuda dari garis star, ini juga harus memerlukan keahlian tersendiri.
ketiga lapangan juga khas, dengan debunya. banyak lagi yang unik, jdi keunikan inilah yang harus dipertahankan sebagia aset pariwisata di daerah Aceh Tengah.
INEWOOOWW,…….!!!! TRADISIONAL vs MODERNISASI,….???
PACU KUDE tradisional Milik asli Masyarakat Gayo : Dilakukan sejak Zaman Dahulu, dan dinikmati Oleh masyarakat gayo juga,…dan beberapa orang Masyarakat sekitarnya. Demikian pula sama saja dengan PACU KUDE MODERN,……yang Berbeda,….KUDE ZEMEN ( Kuda Lokal ) Murah we Rege;e,….Ke KUDE MODERN sidah de GEH,.??? Kengon Kude Modern ni Lagu Pejabat pelen le empue,…??? Dan Kude ni pe kebere i proyeken keen jema-jema tertentu,….Betul ke ya GEH,…??? Nengone ini PACUAN KUDA TRADISIONAL Hanya semboyan belaka Ojong-ojonge Bisnis,…. CUBE Pehemi Sejarah Mulo Ama-ama,….enti perempat Nesu Rusak edet,….IKE MALE I BISNISen TOS KEDEDIRI LAPANGENne,…..??? Kati enti Muganggu EDET,….tabi ya mulo ari kami jema OGOHni,…..!!!