
Banda Aceh | Lintas Gayo – Awal bulan Februari yang lalu, tepatnya padahari Selasa (5/2) sejumlah keturunan raja-raja di Aceh melakukan silaturrahmi di Lamnyong banda Aceh.
Pertemuan yang berlangsung di ruang pertemuan Ayam Penyet Pak Ulis Lamnyong difasilitasi oleh tokoh sejarawan Aceh Adli Abdullah dan Tuanku Raja Yusuf sebagai pewaris dari kesultanan Aceh yang terakhir, Tuanku Raja Muhammad Daud Shah.
Dari informasi yang berhasil dihimpun oleh Lintas Gayo acara dimaksud juga dalam rangka memperingati hari meninggalnya Sultan Aceh Darussalam Muhammad Daudsyah ke- 74 tahun yang bertepatan dengan 6 Februari 1939.
Diantara yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah Sultan Kesultanan Aceh Darussalam Tuanku Raja Yusuf , Raja Meureuhom Daya Raja Saifullah, Raja Nagan Raya Raja Zulkarnain, Mufti Kesultanan Aceh Darussalam Sayyid Muslim Al Bahsien, Teuku Raja Iskandar, Teuku Raja Ubit Panglima Polem Sagi XXII Mukim, Raja Keureutoe Teuku Zulfikar, Teuku Masrizar Raja Trumon, Teuku Johan Raja Aceh Timur, dan Rraja-raja dari pantai Barat Selatan Aceh, Asiah Uzia (Forum LSM Aceh), Marwidin Mustafa (ISKADA Aceh), Zulfadli Kawom (Balai Sastra Samudra Pasai), Haikal Afifa (Institut Peradaban Aceh), Ampon Yan (Teater), Nurmaida (DKA), M. Afzal (Pema Universitas Serambi Mekkah), dan Thayeb Loh Angen (Pusat Kebudayaan AcehTurki–PuKAT).
Pertemuan ini juga merespon dan mengapresiasi atas telah dilantiknya Reje Linge yang ke-XX pada tanggal 28 Januari lalu di Buntul Linge Takengon. Melalui juru bicara pertemuan turunan Raja-raja Aceh, Raja Meureuhom Daya Raja Saifullah mengucapkan selamat kepada Tgk. Iklil Ilyas Leube sebagai pemangku Reje Linge yang baru di abad modren ini.
Selain mengucapkan selamaat kepada Reje Linge yang baru, pertemuan ini juga menghasilkan beberapa kesepakatan. “Sultan se-Aceh akan melakukan penabalan kembali dalam waktu dekat ini, dan kegiatan itu akan dilaksanakan di Masjid Tuha Indrapuri dengan waktu pelaksanaan yang belum di tentukan, dan akan melakukan konsolidasi dengan sultan-sultan yang tidak dapat hadir dalam silaturrahmi tersebut, seperti Reje Linge serta Kejurun dari empat wilayah Gayo,” kata Raja Keureutoe Teuku Zulfikar.
“Kita akan mengadakan pengangkatan kembali Sultan Aceh Darussalam secara adat dan kebudayaan dan tidak ada unsur politik apapun dalam hal ini selain pengangkatan tersebut”, kata Zulfadlli Kawom, aktifis Masyarakat Adat yang juga keturunan Japakeh Meureudu.
Disamping itu pertemuan ini juga mengusulkan supaya akan adakan Peusijuek Nanggroe. “Karena Aceh butuh di peusijuk, mengingat Aceh setelah 26 Maret 1873 selalu dalam keadaan subra sampai dengan saat ini,” kata Adli Abdullah salah seorang pemerhati sejarah Aceh dan dosen Unsiyah.(Tim LG).