Banda Aceh|Lintas Gayo – Pengamat Pengamat Politik dan Keamanan Aceh Aryos Nivada mengungkapkan, Gubernur Aceh telah melakukan blunder kedua kalinya dalam hal pemilihan kabinetnya. Ini menunjukan juga bahwa gubernur benar-benar tidak pandai penjalankan Pemerintahan, dibuktikan orang bermasalah masih diangkat jadi pejabat negara.
“Seharusnya peran dari gubernur Aceh pun mengkroscek kembali nama-nama yang diusulkan. Ini malahan ditelan mentah-mentah 27 jabatan yang baru dilantik kedua kalinya,” ujar Aryos dalam siaran persnya menyangkut pelantikan pejabat eselon II, III dan IV di lingkungan Setdaprov Aceh beberapa hari lalu.
Menurut Aryos, ini juga berarti mekanisme seleksi tidak berjalan, bahkan merusak sistem tata kelola pemerintahan. Kasus kedua kali ini pun menunjukan bahwa seorang gubernur bukan di sabotase tapi memang kelemahan dari kapasitas kepemimpinannya dan staf disekelilinginnya.
“Saya ingin menegaskan bahwa perombakan kabinet bukan mengalami kemajuan dari segi transparansi,” tandas Aryos.
Seharusnya, menurut Peneliti Jaringan Surve Aceh ini, dilakukan uji kelayakan ke publik sebagai bentuk transparansi. Tujuan utama agar mengetahui kualitas pejabat yang diangkat oleh gubernur. Karena itu bentuk akuntabilitas mengemban jabatan tinggi yang memiliki kewenangan mengangkat dan memberhentikan pejabat eselon II, III, dan IV. Tapi faktanya tidak dilakukan sehingga kental sekali nuansa politik dagang sapinya.
“Jangan disalahkan jika labelisasi diberikan masyarakat Aceh bahwa sang gubernur Aceh tidak serius mengurus pemerintahan ini,” ujar Aktivis ACSTF ini.
Parahnya lagi pengangkatan, lanjut Aryos, ini dilakukan secara serentak berakibat terhadap lemahnya kontrol melalui evaluasi track record terhadap personal orang yang akan menduduki jabatan tertentu. Disinilah kebablasan terhadap perilaku orang yang dilantik.(SP/red.04)
meubuet…laju..
Lage lam pilem..
Soe yang pileh..jinoe rasa…!!