MESKI tempat bekerja cukup jauh dipelosok Aceh Tengah, tidak menyurutkan niat dari seorang bidan berstatus Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Kabupaten Aceh Tengah untuk tetap bekerja melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan di daerah yang dikategorikan sangat terpencil ini.
Keikhlasan dan semangat mengalir di dalam diri Memi Nova Yanti, Amd.Keb yang sejak beberapa tahun telah menjalani tugasnya sebagai praktisi kesehatan di Kampung Pantan Penyo Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah.
Sebuah Kampung dikawasan Aceh Tengah yang masuk kedalam Kategori Daerah Sangat Terpencil yang dipetakan oleh Dinas Kesehatan Aceh Tengah.
Wanita kelahiran, Angkup, 2 April 1989 ini dikenal memiliki dedikasi yang tinggi dalam melayani masyarakat didaerah tersebut.
Sebagai seorang bidan didaerah yang sangat terpencil itu, Memi sapaan akrab gadis ini tidak pernah mengeluh akan tugas yang telah diberikan kepadanya.
Masyarakat sekitar pun, mengenal Memi sebagai seorang yang ramah dan santun, selalu berada ditempat saat masyrakat membutuhkan pelayanan kesehatan darinya, rela dipanggil kapan saja disaat masyarakat membutuhkan layanan persalinan dan kesehatan lainnya.
Walau hanya sebagai seorang bidan, Memi juga memberikan penyuluhan mengenai penyakit dan cara penanganannya kepada masyarakat didaerah tempatnya bekerja itu, sehingga terjalin rasa kekeluargaan antara masyarakat dengan dirinya. Memi dikenal dekat dengan masyarakat sekitar tempatnya bekerja.
Semangat mudanya lah yang menjadikan Memi sebagai salah seorang bidan yang mendapatkan predikat sangat baik dalam penanganan penyakit yang baik dan benar dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah.
Atas dedikasi dan semangat juang inilah, Memi Nova Yanti, 17 Februari 2013 lalu meraih penghargaan “Takengon Award 1” yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah di Gedung Olah Seni (GOS) Takengon dalam acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kute Takengen Ke-436 untuk kategori Praktisi Kesehatan Teladan.
Semoga saja, apa yang telah dilakukan Memi kepada masyarakat, dapat diikuti oleh praktisi kesehatan lainnya, karena layanan yang sangat dibutuhkan masyarakat dipelosok-pelosok Aceh Tengah. Bagaimanapun kesehatan dan pendidikan adalah kebutuhan terpenting daerah penghasil kopi Arabika ini.
(Darmawan Masri/Red03)