Takengon | Lintas Gayo – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah periode 2009-2014 dari Daerah Pemilihan (Dapil) 1 khususnya Kecamatan Lut Tawar menuai kritik keras dari elemen sipil. Mereka dinilai tidak peduli nasib rakyat di kawasan tersebut.
“Setahu saya, selama 4 tahun belakangan ini tidak pernah mengikuti Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang-red) yang digelar di kecamatan Lut Tawar. Kapan mereka mendengar aspirasi resmi dari masyarakat,” kata Isranuddin Harun dari LSM Tajuk, Sabtu 2 Maret 2013.
Dan disaat masyarakat benar-benar butuh pembelaan, mereka juga tidak muncul, timpal Isranuddin. “Masyarakat korban luapan air danau Lut Tawar yang berasal dari Dapil 1 berjuang sendiri tanpa diperdulikan oleh wakil-wakil yang mereka pilih untuk duduk di DPRK,” ungkap aktivis lingkungan ini.
Dan terbukti, timpal Isranuddin, sudah 3 kali masyarakat mengharapkan kehadiran jagoan mereka untuk tampil di depan sebagai pembela tidak pernah hadir mendampingi konstituennya, pertama tanggal 13 Desember 2012 ketika masyarakat beraudiensi dengan Pemerintah dan pihak PLTA Peusangan, kedua tanggal 21 Februari 2013 masyarakat mendatangi Gedung DPRK dan hanya satu orang anggota DPRK dari Dapil 1 yang hadir, itupun sudah terlambat,
Terakhir saat masyarakat bermusyawarah untuk menyatukan sikap tanggal 28 Februari 2013 terkait surat PLTA. “Bahkan dalam acara itu LSM Tajuk mengundang secara resmi wakil-wakil rakyat dari Dapil 1 namun tidak ada anggota dewan dari Dapil I yang muncul batang hidungnya,” kata Isranuddin dengan nada meninggi.
Hingga berita ini diterbitkan, Lintas Gayo belum berhasil menghubungi sejumlah anggota DPRK tersebut untuk konfirmasi lebih lanjut. Namun ketidakhadiran mereka selama 4 tahun kebelakang ini di acara Musrenbang Kecamatan Lut Tawar dibenarkan oleh salah seorang sumber yang berkompeten.
“Benar, setiap acara Musrenbang di kecamatan Lut Tawar sejak 4 tahun belakangan ini tidak satupun dari mereka yang hadir,” ujar sumber tersebut. (LG003)
semoga saja masyarakat kita tumbuh kesadarannya, sewaktu pemilu 2009 yang lalu banyak yang tertipu oleh caleg dengan iming-iming dan janji angin surga, serta mau di bayar hak nya dengan puluhan ribu sampai dengan seratusan ribu selain itu barter hak yang tanpa disadar,i misal sang caleg memberikan bantuan tikar, bakal baju, jilbab sampai dengan sebotol sirup.ternyata itu semua adalah barter hak, dimana hak kita lima tahun ini sudah di tukar dengan barang-barang tersebut ternyata untuk memilih caleg itu kita sudah menjual hak dan dengan senang sekali mereka membeli hak suara kita dengan seratusan ribu rupiah.
disatu sisi masyarakat juga berbohong dengan tidak komit terhadap caleg yang bener-bener berkompeten, berkualitas tinggi dan tidak mengenyampingkan materi namun apa yang terjadi masyarakat juga yang menghianati nya. sekarang mau apa lagi nasi sudah jadi bubur. PALING TIDAK KITA HANYA BISA BERHARAP SEMOGA LEGISLATOR YANG SEDANG MENIKMATI KURSI PUNYA MATA DAN PUNYA HATI….di bintang ia masih punya until, di kebayaken dia msaih punya anan di bujang dia masih punya ibi, di nosar dia punya Ari-ari yang ditanam sewaktu ia dilahirkan dulu. di toweren ia masih punya ayah dan ibu serta banyak saudara yang perlu ia ia gendong, sebagaimana keluarga tersebut telah menggendong di sampi menjadi seorang LEGISLATOR ULUNG.DAN BUKAN KORUPTOR ULUNG
kita juga yg salah…pilih orang yang salah…sekarang ini dia hanya memikirkan diri dan keluarganya saja…orang lain…ya mampus situ…