Talenta Muda Gayo

Catatan Akhir Pekan a.ZaiZa

TALENTA adalah anugrah yang diberikan Allah SWT dalam setiap diri manusia, sejak dia lahir. Talenta ini tidak akan bermanfaat dan bermakna bagi seseorang jika tidak diasah, diasah dan terus diasah.

Talenta atau adanya juga yang menyatakan bakat atau dengan kata lain keahlian, terampilan dan kecapakan seseorang dalam bidang tertu. Benih-benih talenta manusia ini sudah nampak sejak dia kecil.

John C Maxwell dalam bukunya yang berjudul Talent is Never Enough mengungkapkan, setiap diri kita pasti memiliki talenta apakah kita sudah mengenalinya atau belum. Temukanlah talenta tersebut dan miliki keyakinan akan talenta yang Anda miliki.

Mungkin, salah satu talenta yang paling gampang dilihat yakni para olahragawan. Sebab, olahraga merupakan ajang kompetisi prestasi dan prestise yang hasilnya dapat dilihat dan dirasakan secara langsung.

Akhir-akhir ini Lintas Gayo banyak menyajikan berita sekaligus memperkenalkan para talenta Oelharaga muda Gayo diberbagai cabang olahraga. Diantaranya sebut saja diantaranya Kandar Hasan, yang dijuluki “Anak emas” dari Gayo Lues, berbagai prestasi sudah mulai dia toreh sejak kecil di kampung halamannya. Dan kini ia menjadi atlit Tarung Drejat andalan Aceh di kancah nasional.

Masih dalam bidang olahraga masih ada nama Bagus Penara Amru, Juandi Munandar Canto yang sudah mengharumkan nama Gayo dan Indonesia secara umum bersama Fitri Ridwan yang kini bermain di Persiraja Banda Aceh. Mereka sempat memperkuat Tim Aceh di ajang Arafura Games di Darwin, Australia dan juga ikut memperkuat Timnas U.19 di Yangarn, Myanmar.

Munculnya talenta sepakbola ini, kiranya semakin mengukuhkan nama Gayo. Pasalnya, sebelumnya anak muda asal Takengon Defri Rizki juga sudah terlebih dahulu malang melintang di dunia “si kulit bundar” ini.

Dalam dunia oleharaga ini bukan saja dominasi kaum Adam, buktinya Pebalap sepeda putri asal Gayo, Nur Wahyu Afriana semakin menguatkan dirinya sebagai pebalap nasional papan atas. Gadis belia kelahiran Takengon, 9 April 1994 tersebut kini dipersiapkan untuk membela Tim Nasional (Timnas) Indonesia di arena SEA Games Myanmar 2013 mendatang.

Selain itu, anak putri Gayo lainnya yakni karateka Aceh asal Bener Meriah, Asmaul Husna mempersembahkan medali emas nomor Kumite Perorangan Putri +68 cabang. Asmaul mempersembahkan medali emas untuk Riau pada PON XVIII setelah mengalahkan karateka Sulsel, Wiwi Pertiwi di final.

Kisah Asmaul Husna ini sungguh sangat menarik. Pasalnya, torehan emas yang diperolehnya merupakan tamparan telak bagi KONI Aceh. Pasalnya, ia sempat “dibuang” dari kontingen Aceh dan Riau “memungutnya”, karena Riau lebih tau mana kilauan permata dibandingkan kilauan fatamorgana.

Kasus Asmaul Husna ini juga menjadi pelajaran berharga bagi kita. Bahkan, olehraga itu adalah keahlian, bukan ‘familysport’. Artinya, ia dipilih mewakili daerah karena prestasi bukan karena sanakfamily atau kekeluargaan.

Mereka ini semua aset berharga yang dimiliki Tanoh Gayo. Maka, jangan sampai disia-siakan. Dan ini menjadi tugas berat Pemkab di dataran tinggi Gayo mulai dari Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues hingga Aceh Tenggara untuk bisa menjadikan dia sebagai sarana kampanye memperkenalkan Gayo ke dunia yang lebih luas bukan saja konteks area Aceh, namun Indonesia bahkan Dunia Internasional.

Selain sejumlah nama yang tersebut diatas, saya yakin masih banyak bahkan teramat banyak anak-anak Gayo yang berprestasi di bidang olahraga yang tak mampu saya jangkau secara keseluruhannya. Namun sederet nama yang diungkapkan itu, merupakan contoh kecil, bahwa Gayo itu memeliki talenta yang besar dan potensial.

Belum lagi para talenta dibidang lain, seperti seni, budaya, pendidikan, bisnis, pertanian dan lain sebagainya. Hanya saja, harus kita sadari, semua potensi tersebut harus kita gali dan menjadikannya aset daerah yang berguna bagi Gayo.

Untuk ini, saya teringat dengan pernyataan seorang anak muda yang kini menjadi Praktisi Human Resources Asia, Muhammad Noer. Anak Medan ini mengungkapkan, jika kualitas talenta sudah mulai tampak dan berkembang, proses terakhir yang perlu dilakukan adalah bagaimana memperbesar dampak atau pengaruhnya. Hal ini dapat dilakukan dengan membina hubungan, tanggung jawab dan kerjasama.

Membina hubungan yang baik dengan orang lain yang juga bertalenta akan memberi pengaruh positif bagi diri. Adanya hubungan dengan orang lain akan membuka proses saling memberi dan saling menerima. Di sana terjadi proses saling mempengaruhi dalam hal yang positif.

Seorang yang benar-benar bertalenta harus bertanggung jawab, baik terhadap diri sendiri maupun masyarakatnya. Perhatikan banyak orang bertalenta namun tidak bertanggung jawab gagal karena keburukan tingkah laku mereka. Mereka yang tadinya dihargai dan dipuji berbalik dicerca karena tidak mengindahkan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Kerjasama seringkali tidak mudah buat orang bertalenta karena merasa dirinya lebih dibandingkan orang lain. Padahal tidak ada orang bertalenta super sekalipun yang bisa mengalahkan sekelompok orang yang bekerjasama secara super. Dengan kerjasama akan memperbesar dampak dari talenta Anda sekaligus memberi nilai tambah bagi semua orang.

Nah..kini bagaimana Pemkab yang ada di Gayo bisa menjaga dan memelihara asset berharga ini. Sehingga tidak tersia-siakan. Sebab, memperkenalkan Gayo bukan saja lewat wisatanya, kopi dan potensi kekayaan yang merasa dimiliki, namun belum juga bisa dioptimalkan manfaatnya secara penuh dan berkesinambugan.

Terakhir, saya ingin mengajak semua pihak, mari kita kenalkan Gayo pada dunia dengan menggali semua potensi yang ada. Jangan terlenan dengan hal-hal yang selama ini memang sudah mendunia. Karena masih banyak potensi yang perlu kita gali dari Gayo, negeri yang saya, anda dan kita semua cintai dan banggakan.

“Banggalah jadi anak Gayo yang berkarya”.(aman.zaiza[at]yahoo.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.