
Hj Yulina Wahid S, perempuan kelahiran Gayo yang sekarang tinggal di Jakarta ini cukup faham cara berbuat untuk Gayo dan Aceh. Dialah satu-satunya pengusaha asal Gayo, yang berani merugi demi membangun Gayo, termasuk usaha mengembangkan batik bermotif kerawang Gayo yang akan dipamerkan di Winda Hall, Hotel Bayu Hill, Takengon, Aceh Tengah 2 April 2013 mendatang.
“Semua biaya pameran dan kebutuhan dari uang pribadi saya,” kata perempuan yang cukup disapa Mbak Yuli Wahid kepada Lintas Gayo Sabtu 22 Maret 2013.
Bagi Mbak Yuli sendiri, berbuat untuk kepentingan orang banyak jauh lebih berguna ketimbang tidak sama sekali. Alasan kuat itulah yang membuatnya ikut merancang batik Kerawang. Dirinya tak mau disebut “durhaka” karena jarang pulang ke kampung halaman, Takengon, sehingga penting berbuat untuk Aceh. “Biasalah ikut suami,” kata perempuan kelahiran Takengon 52 tahun silam itu.
Sebagai istri Polisi, Drs H Wahid S, Mbak Yuli memang ditimbun pengalaman berhadapan dengan masyarakat dari seluruh pelosok Indonesia, dan pada tahun 2004, tatkala suami bertugas di Meulaboh, Mbak Yuli sudah mulai merancang disain busana bermotif lokal, namun tidak dia kembangkan. Baru sekitar tahun 2010, Yuli mulai serius berbisnis busana batik, tidak hanya bermotif Gayo, tetapi juga beberapa daerah lain di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Irian Jaya.
Tentu saja–Yuli Wahid tidak sendirian. Bersama anak sulungnya Rahmatina Wahyu Ningsih, ST,MBA, Mbak Yuli mulai melirik Aceh, apalagi sang menantu Lafran Roytudin,ST,MBA memiliki pabrik batik di Jogyakarta. “Untuk bahan batik kita produksi sendiri,” kata Mbak Yuli.
Tidak sebatas busana batik kerawang, rupanya sang menantu, Jafran, mengingini juga ada aksesoris bergambar kerawang. Dan mulailah Jafran turut mendisain aksesoris Gayo mulai dari gelas, kipas, kotak tisu, dan lain-lain, sehingga lengkap sudah produk bergambar kerawang Gayo untuk dipasarkan.
Namun begitu,kata Yuli dirinya tidak berniat membuka boutiq untukproduk-produk miliknya. Kata mantan Paskibraka tingkat nasional tahun 1977 ini, itu sudah menjadi tanggungjawab orang lain, tugasnya hanya membuatkan bahan untuk dikembangkan sesuai kebutuhan. “yang memasarkan itu sudah ada orang lain,” katanya singkat.
Hj Yulina Wahid S menikah tahun 1981 dengan Drs H Wahid S, seorang perwira polisi. Kini Mbak Yuli dianugerahi dua orang puteri cantik Rahmatina Wahyu Ningsih, ST,MBA dan Aruni Wahyu Gustina, ST. Hasil perkawinan puteri pertamanya dianugerahi 2 orang anak, sementara putri kedua yang menikah dengan AKP Pol. Ary Sudrajat, SIK, SH dalam waktu dekat akan melahirkan anak pertamanya. Insya Allah.
Bicara organisasi, bukan main,Yuli termasuk perempuan yang doyang berorganisasi. beberapa aktifitasnya yang pernah dia ikuti adalah menjadi pembawa baki utusan Aceh untuk Paskibraka Nasional tahun 77 dan mantan atlet PON dari Aceh bidan Volly Ball. “Organisasi dan kegiatan lain banyak, susah nyebutinsatu persatu,” ucapnya berkali-kali, enatah malu atau enggan, tapi begitulah Yulina Wahid, selalu energik dan cantik. Alhamdulillah!!!!. (Atia)