Takengon | Lintas Gayo – Seorang tokoh pemuda Aceh Tengah, Halida Gayo nyatakan kegerahannya atas hubungan pihak legislatif dan eksekutif di Aceh Tengah yang menurutnya sangat “mesra”.
“Bagaimana nasib daerah ini jika kedua lembaga ini gimul-gimul dalam membangun. Yang diawasi dan pengawas sudah menyatu,” kata Halida kepada Lintas Gayo, senin 25 Maret 2013 di Takengon. (Gimul-gimul dalam bahasa Gayo diistilahkan saling berbaur).
Sebagai contoh, lanjut Halida Gayo, jelas-jelas kualitas pendidikan tidak merata di Kabupaten Aceh Tengah yang salah satu sebabnya adalah guru-guru yang berkualitas ditempatkan di sekolah-sekolah Menengah Atas favorit diseputaran kota Takengon. Sementara di sekolah pedalaman dibiarkan ditangani seadanya.
“Harusnya, anggota DPRK jeli dan meluruskan ketimpangan ini. Namun apa yang mereka kerjakan ?, silahkan nilai sendiri,” kata Halida dengan nada tinggi.
Contoh lain, lanjutnya, kemiskinan masih menjadi masalah di kabupaten Aceh Tengah. Program sosial yang berjalan selama ini masih banyak yang tidak tepat sasaran.
“Yang tidak butuh beras malah menerima beras bantuan, sementara yang betul-betul butuh tidak tersentuh sama sekali,” kata dia.
Menurut Halida yang berdomisili di Kebayakan ini, hal ini pula yang menjadi salah satu sebab banyak anggota DPRK yang masih duduk dan akan maju lagi di Pemilu 2014 yang akan datang pindah Daerah Pemilihan (Dapil).
“Mereka sudah tidak dipercaya oleh masyarakat di Dapil sebelumnya, dan kini pindah Dapil. Pemilih mesti cerdas mencermati calon anggota legislatif,” kata Halida. (LG003)