Jakarta | Lintas Gayo – Acara pembukaan Pasar Aceh yang digelar pada Jum’at (12/04/2013) malam dilingkungan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta dipadati oleh pengunjung baik masyarakat asal Aceh maupun masyarakat Jakarta.
Tgk.Setia Budi dalam kata sambutannya mengungkapkan, walaupun Pasar Aceh yang digelar di Ibu Kota Negara tersebut tidak sebesar yang biasa dilakukan dengan Aceh, namun dengan digelarnya acara tersebut, dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat Indonesia untuk berkunjungi ke Aceh khususnya dalam menikmati kekayaan pariwisata Aceh.
“Walaupun Aceh dikenal pernah menjadi daerah rawan militer, dan juga sering dikatakan dengan daerah bencana, namun, masyarakat Indonesia saat ini tidak perlu cemas, karena Aceh saat ini adalah salah satu daerah yang mempunya sejuta pesona dan kedamaian,”ungkap Setia Budi.
Tgk.Setia Budi yang juga menjadi perwakilan Pemerintah Aceh dalam pembukaan acara tersebut mengungkapkan permintaan maaf atas ketidakhadiran Gubernur Aceh, Zaini Abdullah yang seharusnya membuka acara tersebut,”Kami minta maaf, karena Gubernur Aceh sedang ada urusan mendadak,”ungkap Setia Budi sesaat sebulum dia membuka acara tersebut secara resmi.
Dalam acara tersebut juga dihadiri Abu Bakar Karim (Kepala Bappeda Aceh), Tgk.Jemarin (Anggota DPRA), Samsul Rizal (Rektor Unsyiah), dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Dari Gayo Hanya Bener Meriah yang Kenalkan Produk Gayo
Peserta Pasar Aceh dari Wilayah Tengah Tenggara Aceh hanya Kabupaten Bener Meriah Yang ikut serta dalam memperkenalkan bermacam produk Gayo.
Bermacam hiasan dan pakaian kerawang disediakan di stand milik Bener Meriah. Bukan hanya itu, batu hias, labu, dan alat musik seperti canang dan teganing juga menjadi andalan stand Bener Meriah dalam pameran yang dikunjungi oleh ribuan pengunjung tersebut.
Amatan Lintas Gayo dalam pembukaan acara tersebut, stand Bener Meriah kerap menjadi perhatian para pengunjung Jakarta, karena ukiran kerawang Gayo pada kain dan hiasan bersejarah seperti tugu Radio Rimba Raya kerap menjadi pusat perhatian pengunjung Aceh maupun pengunjung asli Jakarta itu sendiri. (Supri Ariu)