Pebisnis Kopi Dukung Pebangunan Tugu dan Museum Kopi Gayo

Miniatur tugu dan museum kopi Gayo karya Zulfadhly
Miniatur tugu dan museum kopi Gayo karya Zulfadhly

Takengon | Lintas Gayo – Ide pembuatan tugu sekaligus museum kopi yang digagas oleh seorang perajin miniatur dari Pegasing sangat perlu diapresiasi oleh para pelaku dan penikmat kopi, serta pengambil kebijakan di Aceh Tengah dan Bener Meriah.

Demikian pernyataan Mustawalad, salah seorang pelaku bisnis kopi di Gayo setelah membaca pemberitaan di Lintas Gayo, Sabtu 20 April 2013.

“Tugu yang digagas itu bisa menjadi ikon kebanggaan daerah dan menjadikan kopi Gayo yang telah dikenal dunia lebih dikenal lagi,” kata Mustawalad.

Bagi para pelaku kopi kedepannya, menurut dia tugu ini bisa menjadi media pemasaran yang efektif karena sudah ada ikon yang menunjukan keberadaan kopi Gayo.

Tugu ini juga bisa menjadi semacam destinasi tujuan wisata agro yang sekarang ini sedang berkembang di daerah ini. Jadi ketika para pendatang tak sempat datang ke kebun petani mereka bisa mengunjungi tempat ini, dan membeli souvenir  kopi lainnya, kata ketua Asosiasi Produser Fair Trade Indonesia (APFTI).

“Kalau nantinya tugu ini dibuat, penempatannya harus sesuai dengan estetika tata kota dan jangan tumpang tindih seperti tugu nenas di Simpang Lima Takengon,” kata dia bernada kritik.

Dan saya membayangkan bentuk tugunya harus futuristik dan menarik, bukan seperti tugu-tugu tapal batas yang tak memiliki makna selain menerangkan batas wilayah, pungkas Mustawalad. (LG003)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.