Hilangkan Rasa Dengki, Dapatkan Surga Abadi

Oleh: Ismail Gayo*

DENGKI adalah mengharapkan hilangnya nikmat dari seseorang baik itu nikmat dunia ataupun Agama. Oleh karena itu Allah berfirman dalam Alqur’an; “ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya? (An Nisa’ 54)

Sejak zaman dahulu sampai sekarang kedengkian selalu menyelimuti diri manusia yang datang dari bisikan syaithan. Bukankah anaknya nabi Adam u yang yang pertama kali menumpahkan darah dimuka bumi ini karena adanya kedengkian didalam hatinya. Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”. (Q.s Al Maidah 27)

Banyak contoh kedengkian yang dapat kita dapati di Masyarakat.  Bergulingnya sebuah jabatan yang tidak sehat berawal dari dengki, tetangga dengan tetangga  juga saling berdengki karena kekayaan yang dimiliki, petani dengan petani, pedagang dengan pedagang,  Dan sangat paling sadis sekali sebahagian manusia mendatangi dukun agar lawannya bisa celaka, semuanya berawal dari dengki dan iri hati.

Karena besarnya keinginan dunia dalam hati manusia sifat dengki susah untuk dihilangkan. Ketika sifat jelek ini bisa dihilangkan maka inilah manusia yang di janjikan surga padanya sebagaimana kisah seorang shabat yang dikabarkan oleh Rasul r  sebagai manusia penduduk surga. Mari kita simak kisah yang sangat luar biasa dibawah ini.

Anas bin Malik berkata, ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam, beliau bersabda, “Akan muncul kepada kalian seorang laki-laki penghuni surga”, lalu muncul seorang laki laki Anshor yang jenggotnya masih bertetesan air sisa wudhu, sambil menggantungkan kedua sandalnya pada tangan kirinya. Esok harinya Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda seperti juga, lalu muncul laki laki itu lagi seperti yang pertama, dan pada hari ketiga Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda seperti itu juga dan muncul laki laki itu kembali seperti keadaan dia yang pertama.

Ketika Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam berdiri, Abdullah bin Amru bin Al-Ash Radhiyallahu’anhu mengikuti laki-laki tersebut dengan berujar” Kawan, saya ini sebenarnya sedang bertengkar dengan ayahku dan saya bersumpah untuk tidak menemuinya selama tiga hari, jika boleh, ijinkan saya tinggal di tempatmu hingga tiga malam”, “Tentu”, jawab laki-laki tersebut.

Anas bin Malik berkata, Abdullah Radhiyallahu’anhu bercerita; aku tinggal bersama laki-laki tersebut selama tiga malam, anehnya tidak pernah aku temukan mengerjakan shalat malam sama sekali, hanya saja jika ia bangun dari tidurnya dan beranjak dari ranjangnya, lalu berdzikir kepada Allah ‘azza wajalla dan bertakbir sampai ia mendirikan shalat fajar, selain itu juga dia tidak pernah mendengar dia berkata kecuali yang baik baik saja, maka ketika berlalu tiga malam dan hampir hampir saja saya menganggap sepele amalannya, saya berkata, ” Wahai kawan, sebenarnya antara saya dengan ayahku sama sekali tidak ada percekcokan dan saling mendiamkan seperti yang telah saya katakan, akan tetapi saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda tentang dirimu tiga kali, “akan muncul pada kalian seorang laki-laki penghuni surga, lalu kamulah yang muncul tiga kali tersebut, maka saya ingin tinggal bersamamu agar dapat melihat apa saja yang kamu kerjakan hingga saya dapat mengikutinya, namun saya tidak pernah melihatmu mengerjakan amalan yang banyak, lalu amalan apa yang membuat Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam sampai mengatakan engkau ahli surga?”, laki-laki itu menjawab, “Tidak ada amalan yang saya kerjakan melainkan seperti apa yang telah kamu lihat”, maka tatkala aku berpaling laki laki tersebut memanggilku dan berkata, “Tidak ada amalan yang saya kerjakan melainkan seperti apa yang telah kamu lihat, hanya saja saya tidak pernah mendapatkan pada diriku, rasa ingin menipu terhadap siapapun dari kaum muslimin, dan saya juga tidak pernah merasa iri dengki kepada seorang atas kebaikan yang telah dikaruniakan oleh Allah kepada seseorang”, maka Abdullah Radhiyallahu’anhu berkata, “Inilah amalan yang menjadikanmu sampai pada derajat yang tidak bisa kami lakukan.” ( H.R Ahmad – No 12236)

Mudah mudahan kisah ini dapat memotivasi bagi kita untuk selalu intropeksi diri agar selalu jauh dari rasa iri dan dengki. Mari kita sucikan hati dari rasa iri dan dengki.

Mudah untuk didapatkan ganjaran surga namun susah dikerjakan, inilah yang harus kita usahakan agar terbebas darinya. Adapun sarana yang dapat kita lakukan untuk menghilangkan sifat ini antara lain:

–          Ikhlas kepada Allah

–          Ridho atas apa yng diberikan kepadanya dan kepada orang lain

–          Membaca alquran dan menghayatinya,  dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. ( Q.s Isra’ 82)

–          Berdoa dan saling memaafkan.

–          Mudah mudahan bermanfaat, bagi kita semua.

Refrensi:

Kitab Hadits, Kutubussittah.

Dengki, Syaikh Abdul Malik Al Qosim. Yayasan Al Sofwa

سُبْحَانَكَاللَّهُمَّوَبِحَمْدِكَ،أَشْهَدُأَنْلاَإِلَهَ إِلاَّأَنْتَ،أَسْتَغْفِرُكَوَأَتُوْبُإِلَيكَ.

“Maha suci Engkau, ya Allah, aku memujimu. Aku bersaksi tiada AIlah yang berhak di ibadahi dengan benar selain Engkau, aku memohon ampunan dan bertaubat kepada Mu.”(H.R Turmidzi 3/153).(ismailgayo.louser[at]gmail.com)

*Warga Gayo, asal Kuta Ujung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.