Bah Berganti Mahabbah

Hamparan sawah di Kampung Bah, Ketol Kabupaten Aceh Tengah (wyra).
Hamparan sawah di Kampung Bah, Ketol Kabupaten Aceh Tengah (wyra).

Takengen|Lintas Gayo-Kampung Bah Kecamatan Ketol merupakan salah satu kampung yang mengalami kerusakan parah pasca Ggmpa yang melanda Kabupaten Aceh Tengah , Selasa (2/7/2013) lalu. Hampir seluruh rumah di kampung tersebut hancur. Lima orang meninggal dunia, enam orang masih dinyatakan hilang. Sebanyak 127 kepala keluarga (KK) dari 146 KK mengungsi.

Merasakan kerusakan yang ditimbulkan, serta kerugian yang dialami, masyarakat mengusulkan kampungnya direlokasi. “Melihat dampak yang dirasakan akibat gempa, masyarakat setuju direlokasi,” ungkap Kepala Kampung Bah, Selamatsyah, di hadapan Bupati Aceh Tengah,  Nasaruddi, yang turut didampingi Dandim 0106 Aceh Tengah Letkol Inf Lalu Habiburrahim, Kapolres Aceh Tengah AKBP Artanto Sik, Kajari Takengen Roch Adi Wibowo, dan Ketua MPU Aceh Tengah, Drs Tgk Ali Djadun, Selasa (23/7/2013).

Kedatangan Bupati beserta beberapa unsur pimpinan daerah setempat adalah untuk melihat kondisi terakhir masyarakat serta menyerap aspirasi usulan warga untuk relokasi permukiman ke tempat yang baru. Pada kesempatan itu, bupati dan rombongan sempat meninjau lokasi yang diusulkan masyarakat untuk tempat relokasi.

Warga membawa rombongan Bupati menuju kawasan seluas 5 hektar berjarak 1,5 kilometer dari Kampung Bah saat ini. Lokasi tersebut dinilai warga layak untuk dihuni. Setelah melihatnya langsung, Bupati serta beberapa unsur pimpinan daerah yang hadir juga setuju dengan lokasi yang diusulkan warga.

“Kalau sudah sepakat disini, nanti tolong ditata dari awal,” ujar Kajari Adi Wibowo yang menginginkan penataan yang lebih rapi setelah direlokasi, misalnya letak mesjid, jalan dan perumahan.

“Betul, lokasi mesjid harus di tengah permukiman, biar semua warga dekat bila ingin beribadah,” timpal Nasaruddin.

“Sebenarnya apa arti Bah?,” tanya Ketua MPU Ali Djadun. Beberapa warga lalu memberi jawaban baragam, ada yang mengatakan luapan air besar dan lainnya.

“Bagaimana kalau diganti dengan Mahabbah, yang artinya saling mencintai,” saran Ali Djadun sembari menjelaskan makna secara Islami.

“Oke, mulai saat ini kita ganti nama Bah dengan Mahabbah, semoga membawa berkah,” tukas Bupati Nasaruddin. (rl/wyra)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.