Takengen |Lintas Gayo – Turunnya harga hortikultura jenis sayuran sawi manis di Takengen membuat para petani memilih untuk menggagalkan panennya sehingga banyak sayuran yang terbuang sia-sia di ladang petani seputaran kampung Boom Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.
Biaya produksi untuk menghasilkan sayuran sawi manis perpetaknya mencapai Rp. 2.000.000 dengan hasil panen sawi mencapai 2 ribu ikat, dengan kondisi harga saat ini tidak mungkin untuk melanjutkan lebih baik menggagalkan panen dari pada merugi lebih bayakan lagi ” engoken tebesi deh i ganti urum senuen len dari pada rugi lebih dele ” ungkap Gompo salah seorang petani di kawasan kampung Boom Minggu (20/10) pagi kepada Lintas Gayo.
Lebih lanjut ungkap petani yang bercocok tanam di penggiran Danau Lut Tawar ini, untuk hari-hari biasanya harga sawi manis di jual kepasar seputaran Takengen Rp.1000.- per ikatanya, namun pada saat ini harga turun sangat drastis hingga empat sampai lima ikat dengan harga yang sama.
Turunya harga holtikultura jenis sawi manis ini diduga karena para petani sawi yang selama ini mengantungkan hidupnya dengan tanaman sayuran serentak panen sehingga di pasaran sawi manis terlalu banyak dibanding dengan pembeli. (Zan.KG).