Semangat Petani Yang Mati Kini Telah Hidup Kembali

Oleh :Tauhid Mawardi*

Petani, sebuah pekerjaan yang penuh dengan cucuran keringat namun tetap menyirami persada dengan siraman keringatnya. Petani, seseorang yang hidup di pedesaanyang tanpa dia maka tiada sumber pangan di dunia ini. Menjadi pengolah dalambertanaman serta tiada kata korupsi dalam lidahnya, perbuatannya,bersih jiwanya serta apa yang diusakannya itulah yang akan ia terima.

Petani merupakan seseorang yang terlibat dalam bidang pertanian. Mereka menanam  tumbuhan dan hewan untuk dijadikan makanan,sebagai usaha, sebagai bahan mentah serta ada juga yang untuk di dagangkan. Seperti, kegiatan mengembangbiakkan hewan ternak seperti sapi, ayam, kerbau, kambing, domba dan lain-lain.mereke yang bertani seperti  menanam tanaman padi, kopi, buah, bunga dan lain-lain. Seorang petani mengolah  tanah miliknya agar menjadi Sumber pendapatan bagi kehidupannyaselanjutnya hasil panen akan di jual misalnya melalui pemborong sebagai perantara untuk disalurkan ke pasar.

Tapi apa yang akan terjadi apabila semangat petani ini mati , dapat dibayangkan sumber pangan kita juga akan mengalami gangguan. Begitulah yang terjadi akhir-akhir ini di gayo, kotatakengon, kota dingin yang menjadi daerah penghasil komoditas utamanya adalah kopi.Ada juga petani yang menanam cabai, kol, jeruk, al-pokat, terong belanda, singkong, padi, kentang, tomat, sawi dll. Mereka yang menjadi Petani kopi ini pupuh semangat yang membuat mereka menjadi lesu untuk pergi kekebun sekalipun. Petani yang lainnya juga mengalami kelesuan di sebabkan tanaman komoditi utama mereka mengalami gangguan.

Masalah ini timbul karena harga kopi yang menurun drastis beberapa bulan  belakang ini hingga Rp. 3000,00 –  Rp.2500,00 per bambu glondong merah. Harga gabah hanya sekitar Rp. 7500,00/kg- Rp. 8000,00/kg .Semangat yang melemah menjadikan petani lesu pergi ke kebun, mereka tidak  merawat kopi serta  mereka bahkan ada yang enggan  mengambil hasil panen kebun mereka sendiri .Mereka membiarkan buah kopi membusuk di kebun atau ladang karena harga yang sangat menurun. Tidak itu saja, penderitaan ini Ditambah juga dengan harga sembako yang melonjak naik serta ada bencana gempa yang terjadi pada beberapa bulan silam, juga dengan beban yang dirasakan oleh mereka untuk  melanjutkan anak mereka bersekolah. Ada yang melanjutkan sekolah ke SMP, SMA, dan aja juga yang melanjutkan ke Universitas. Berat derita yang dirasakan seakan membuat petani ini menjadi bingung, mereka akhirnya ada yang memilih untuk mencari jalan keluar seperti mencari pekerjaan lain.

Dikarenakan permasalahan ini terjadi, maka agen-agen pedagang kopi keliling, juga mengalami kerugian sebab pasokan kopiyang akan mereka dapat justru amat berkurang dari tahun sebelumnya. Pasokan atau pendapatan  yang melemah menjadikan pendapatan daerah menurun pula. Kopi yang kita ketahui sebagai perdagangan besar kedua setelah minyak kini mengalami gangguan.

Hari berganti hari, dan waktupun berlalu dengan doa yang dipanjatkan dari kita semua, alhamdulillah itu semua kini telah terobati harga kopi mulai membaik dan perlahan naik kembali  pada harga netral .sekarang harga kopi glondong  Rp. 8500,00/bambu ,sabtu (28/12/2013) .harga ini memang belum sempurna naik seperti tahun sebelumnya yang harga gelondong merah Rp.11.000,00 sampai Rp. 12.000,00. Namun harga ini lumayan dari pada harga sebelumnya  yang teramat sangat murah seperti tidak ada harganya lagi.

Semangat petani yang telah membaik dan memulih, menjadikan aktivitas petani kekebun telah berjalan normal kembali. Kini petani telah giat kembali untuk merawat dan memelihara tanaman kopi. Senyuman yang kembali terlihat di wajah mereka seaksan  telah menghilangkan semangat yang mati selama ini hingga kini semangat itupuntelah tumbuh kembali. Aktivitas yang telah kembali normal telah menjadikan segalanya normal kembali. Kini petani dapat lebih tenang berpikir. Disamping memikirkan pemikiran lain.

 

Mahasiswa Universitas malikussaleh jurusan teknik informatika.*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments